
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANGAN
DINAMIKA POPULASI
KONDISI PERIKANAN
PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA
(PPS) BUNGUS
Oleh
ZAINUDIN

FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS
RIAU
PEKANBARU

Allhamdulillah rabbil alamin,
puji syukur penulis haturkan ke-hadirat Allah SWT, dalam merampungkan sebuah
amanah yang cukup besar artinya bagi penulis dan insya Allah bagi pembaca.
Sholawat serta salam penulis doakan semoga selalu tercurah pada Nabi Muhammad
Saw, yang selalu jadi panutan dan teladan bagi penulis dalam berbuat dan
bertindak.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada Asisten
Praktikum Dinamika Populasi, dan juga semua pihak yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan laporan Dinamika Populasi ini, namun laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan.
Tiada manusia yang sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembimbing dan pembaca, yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan, untuk masukan penulis, agar lebih baik.
Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua.
Pekanbaru, 25 Mei
2012
ZAINUDIN

DAFTAR ISI
Isi
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
DAFTAR TABEL.................................................................................... ii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... iii
I. PENDAHULUAN...............................................................................
1
1.1.
Latar
Belakang......................................................................... 1
1.2.
Tujuan dan Manfaat................................................................. 3
II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4
III. METODE PRAKTIKUM................................................................. 9
3.1. Waktu dan Tempat.................................................................. 9
3.2. Bahan dan Alat........................................................................ 9
3.3. Metode Praktikum...................................................................
9 3.4.
Prosedur Parktikum 10 .......................................................................................
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................... 11
4.1. Hasil......................................................................................... 11
4.2. Pembahasan............................................................................. 11
V. KESIMPULAN
DAN SARAN......................................................... 15
5.1. Kesimpulan.............................................................................. 15
5.2. Saran........................................................................................ 15
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan potensi perikanan melimpah, namun baru sebagian kecil dimanfaatkan
dengan baik. Di samping itu, Indonesia juga mempunyai potensi perikanan darat
yang baik dikembangkan untuk budidaya, penangkapan, pengolahan serta pemasaran.
Selanjutnya dengan diakuinya Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia telah menambah
potensi perikanan laut.
Sumatera Barat merupakan salah
satu wilayah Negara
Republik yang sebagian
besar wilayahnya sekitar
329.867,61 km dengan luas lautnya 2 35.306 km (71,33%) sedangkan daratan hanya sekitar 94.561,6 km
(28,67%) .Kondisi perairan yang sangat menjadikan sektor perikanan dapat
menjadi sektor andalan setalah sektor migas.Pada akhir tahun 2004 dicatat hasil produksi perikanan budi
daya berupa Tambak sebanyak 1.050,6 ton, kolam 15.974,9 ton, keramba 2.362,6
ton dan perikanan sawah mencapai 9,4 ton (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi
Sumatera Barat, 2004)
Untuk
meningkatkan pemanfaatan sumber daya kelautan berbagai cara dapat dilakukan,
antara lain mengusahakan dan mengembangkan perikanan dalam rangka peningkatan
daya guna dan daya saing komoditi itu sendiri. Adanya usaha pendayagunaan
komoditi perikanan baik yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta telah
dirasakan adanya kemajuan yang mendorong
pembangunan negara secara umum dan perekonomian rumah tangga secara khusus.
Salah satu komoditi yang
potensial untuk diusahakan adalah perikanan, karena ikan merupakan komoditi
yang dapat dipanen sepanjang tahun atau tidak terlalu tergantung pada musim.
Ikan merupakan komoditi yang sangat dibutuhkan oleh manusia baik yang
dikonsumsi langsung maupun yang melalui proses lebih lanjut, seperti yang
dikemukakan Dahuri Rokhmin (2002)
Berdasarkan data Statistik Perikanan yang dikeluarkan
oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Sumatera Barat sekitar 81% produksi
perikanan Sumatera Barat dihasilkan dari perikanan tangkap, baik dari perikanan
tangkap perairan laut (74.85%), maupun dari perikanan tangkap perairan umum
(6.15%). Sisanya sebesar 19% dihasilkan dari perikanan budidaya di perairan
Tawar. Dilihat dari jenis-jenis ikan yang dihasilkan, lebih dari 64% (66 jenis)
dihasilkan dari perikanan tangkap, dan hanya sekitar 34% (12 jenis) yang
dihasilkan dari perikanan budidaya.
Potensi
sumberdaya perikanan tangkap yang dimiliki propinsi Sumatera Barat meliputi
sumberdaya ikan pelagis (besar dan kecil), ikan demersal, ikan karang (ikan
konsumsi dan ikan hias), udang penaid dan krustase lainnya serta penyu laut.
Semua sumberdaya perikanan tangkap tersebut merupakan potensi yang sangat
dihandalkan di Sumatera Barat, karena mempunyai nilai ekonomis yang cukup
tinggi dan banyak ditemukan di perairan Sumatera Barat.
Pelabuhan
bungus ini merupakan bagian dari Propinsi Sumatera Barat yang memiliki laut sebagai lahan untuk
dikembangkan dalam bidang perikanan tangkap, alat tangkap yang digunakan
dipelabuhan ini bermacam-macam yaitu berupa pukat
pantai, pukat cincin, jaring insang, jaring lingkar, bubu, jaring insang tatap,
bagan, serok, long line, dan tonda.
Dari keterangan diatas pelabuhan Bungus
dijadikan sasaran untuk dilakukannya praktikum Dinamika Populasi yaitu sesuai
antara potensi umum pelabuhan tersebut dengan harapan seluruh mahasiswa dapat
mengetahui tentang studi mempelajari
stok ikan yang ada di suatu perairan khususnya di pelabuhan Bungus.
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Tujuan
melakukan praktikum dinamika populasi adalah untuk mengetahui stok serta
gambaran populasi ikan yang terdapat di Perairan Pelabuhan Bungus dan untuk
mengetahui sifat-sifat sosial di daerah tersebut.
Manfaat
praktikum adalah untuk menambah pengetahuan
dan wawasan praktikan, untuk mendapatkan data dan informasi mengenai
perikanan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sumberdaya Perairan
Menurut Kasry (2003) menyatakan
bahwa perairan umum adalah bagian dari permukaan bumi yang secara permanen atau
berkala digenangi air, baik air tawar, air payau, maupun air laut. Perairan
tawar menyebar mulai dari air laut surut terendah kearah daratan dan badan air
tersebut terbentuk secara alami atau buatan (waduk/ kolam).
Laut mempunyai berbagai fungsi
diantaranya adalah sebagai sarana transfortasi, usasaha budidaya, aktivas
penduduk seperti MCK, usaha penangkapan dan lain sebainya. Selain itu perairan
laut merupakan lingkungan hidup yang berfungsi sebagai media tempat tumbuh
organisme, tempat berkembang biak, untuk pergerakan pembawa zat hara serta
pelarut gas-gas dan mineral (Soesono, 1977). Sedangkan menurut Odum (1971), sungai dapat menerima
bahan-bahan asing dari luar yang menyebabkan berubahnya kualitas air, sehingga hidro-biota
yang hidup di dalamnya mengalami gangguan.
Teluk
Bungus terletak sekitar 20 kilometer di sebelah selatan kota Padang. Untuk
mencapainya harus melalui jalan ke Teluk Bayur dan terus ke arah selatan
melalui jalan berliku di perbukitan di tepi pantai. Sepanjang jalan di punggung
bukit ini terlihat pemandangan yang indah dan memukau. Terutama pemandangan ke
arah lautan Hindia yang luas terbentang, dengan warna biru berkilau. Teluk
Bungus merupakan sebuah teluk yang cukup luas, bahkan lebih luas dari pelabuhan
Teluk Bayur, dan menjadi objek wisata yang sangat popular di kota Padang.
Dikelilingi oleh perbukitan, bibir pantai Teluk Bungus terlihat agak sempit di
bagian utara dan selatan. Jalan masuk ke pantai di teluk ini terletak di
bagian tengah teluk, menurun dari bukit ke arah pantai yang lebih lebar di
bagian ini. (http://www.cimbuak.net/content/view/1042/6/)
Jumlah stok
ikan di suatu perairan selalu berubah-ubah setiap tahunnya. Hal ini disebabkan
perpindahan ikan tersebut ke tempat lain untuk memijah atau mencari makan
sehingga Pendugaan kelimpahan suatu stok sangat diperlukan untuk menduga
berbagai parameter lainnya sperti untuk menduga laju penangkapan, untuk menduga
dampak pengolahan sumberdaya ikan terhadap populasi ikan, mortalitas, dan
rekrutmen dari suatu stok. (Gulland, J.A. 1973)
2.2. Perikanan
Perikanan merupakan suatu
usaha atau kegiatan manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perairan.
Ditinjau dari kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan pada umumnya dapat
dibagi atas dua, yaitu : 1) penangkapan ikan dan binatang lainnya yang
dilakukan oleh para nelayan di laut, rawa, sungai dan danau yang dikenal dengan
usaha penangkapan ikan, dan 2) pemeliharaan ikan dan binatang lainnya yang
dilakukan oleh petani ikan di kolam, sawah, perairan umum dan di tepi pantai.
Usaha ini lebih dikenal dengan usaha budidaya perikanan (Effendi, 1979).
Secara umum perikanan didefenisikan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang
menyangkut; (1) kegiatan produksi yang menyangkut cara mengasilkan ikan baik
dengan cara penangkapan maupun budidaya.(2) Kegiatan pengolahan yaitu melakukan
sesuatu terhadap ikan yang telah dihasilkan sehingga merubah keadaan, bentuk
dan nilai ekonomisnya.(3) Pemasaran ikan yang menyangkut segala kegiatan
memperdagangkan ikan mulai dari produsen sampai ke konsumen (Fauzi,1985).
Dirjen Perikanan (1978) menyatakan bahwa yang menjadi dasar utama dalam
memajukan dan mengembangkan perikanan adalah dengan peningkatan pengenalan
jenis- jenis ikan serta pengetahuan tentang habitat, penyebaran dan biologinya.
Salah satu usaha memajukan dan mengembangkan perikanan adalah dengan melakukan
penelitian tentang biologi ikan.
2.3. Penangkapan
Sesuai dengan banyaknya alat
penangkapan yang digunakan di Indonesia, maka Subani dan Barus (1988)
menyatakan bahwa Indonesia memiliki banyak jenis alat penangkapan untuk ikan,
udang dan biota laut lainnya, dimana kehadiran alat tangkap ini tidak secara
bersamaan, tetapi secara bertahap sesuai dengan perkembangan usaha perikanan
dan menurut komoditi yang diperlukan.
Usaha penangkapan ikan
merupakan suatu usaha manusia untuk menghasilkan suatu hasil tangkapan baik itu
berupa ikan maupun organisme lainnya di suatu perairan. Ayodhyoa, (1981) .
2.4. Pengolahan Ikan
Ikan merupakan produk yang
sangat mudah mengalami pembusukan.
Menurut Murniyati dan Sunarman (2000) secara umum kerusakan atau
pembusukan ikan dan hasil olahnya dapat digolongkan pada: (1) kerusakan
biologi, (2) kerusakan enzimatis, (3) kerusakan fisika, (4) kerusakan kimiawi.
Ikan segar atau ikan basah
adalah ikan yang belum atau tidak diawetkan dengan apapun kecuali semata- mata
didinginkan dengan es. Penangan ikan segar ini dilakukan sejak ikan ditangkap
sampai saat diterima oleh pemakainya (konsumen) (Murniyati dan Suharman, 2000).
Dan dijelaskan oleh keduanya pula prinsip- prinsip dalam pencegahan pembusukan,
yaitu dengan mengurangi jumlah bakteri dan enzim, membunuh atau mengambat
kegiatan bakteri dan enzim serta melindungi ikan dari pencemaran.
2.5. Pemasaran Perikanan
Menurut Syamsudin (1980), ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pemasaran perikanan Indonesia antara lain
(1). Usaha masih bersifat sambilan, (2). Terbatasnya modal yang dimiliki, (3).
Kurangnya bimbingan dari pihak yang berwenang, (4). Terbatasnya pendidikan yang
dimiliki oleh petani ikan. Oleh karena itu pemerintah perlu memperhatikan
beberapa hal adalah: (1) Pengadaan dan penyediaan serta penyederhanaan sarana
dan prasarana usaha perikanan, (2). Sarana pendidikan bagi petani, (3).
Pendidikan, dan latihan penyuluhan dalam rangka alih ekonomi teknologi bagi
para petani.
2.6. Permasalahan dalam Perikanan
Pembangunan perikanan pada
dasarnya merupakan proses upaya manusia untuk memanfaatkan sumber dayahati
perikanan dan sumberdaya perairan melalui kegiatan ikan, pembudidayaan ikan,
seiring dengan pengembangan sumberdaya manusia, pemanfaatan modal, pengembangan
dan kesejahteraan, peningkatn kerja dan berusaha serta peningkatan devisa
Negara, disertai upaya-upaya pemeliharaan dan pelestarian sumberdaya hayati dan
lingkungan secara alami (Malik, 1998).
III. METODE PRAKTIKUM
3. 1. Waktu dan Tempat
Praktikum lapangan dinamika populasi
ini dilaksanakan pada hari Jumat dan Sabtu, tanggal 4 dan 6 April 2012 yang bertempat di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Sumatera Barat.
3. 2. Bahan dan Alat
Peralatan yang digunakan dalam
praktikum Dinamika Populasi ini adalah kamera untuk mendokumentasikan gambar,
kuisioner, dan alat-alat tulis untuk mencatat data primer dan data sekunder
yang didapat dari lokasi praktikum.
3. 3. Metode Prakikum
Metode praktikum yang digunakan
adalah metode survey yaitu melakukan pengamatan langsung ke lokasi praktek
serta wawancara dengan beberapa orang masyarakat perikanan atau nelayan yang
ada di lokasi tersebut. Data yang dikumpulkan terdiri dari: 1) data primer
yaitu data hasil observasi di lokasi dan wawancara langsung dengan para petani
ikan yang mencakup, penangkapan,
pengolahan, dan penjual ikan. 2) data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari Dinas Kelautan dan Perikanan atau instansi yang terkait.
3.4. Prosedur Praktikum
Adapun
prosedur dari praktikum ini yaitu untuk data primer praktikan melakukan wawancara atau tanya jawab kepada
masyarakat perikanan atau para nelayan yang ada disekitar pelabuhan perikanan
samudera bungus seputar aktivitas perikanan yang mereka lakukan. Sedangkan
untuk data sekunder praktikan memperolah data dari pegawai dinas terkait.
Pada
hari pertama, semua praktikan mengikuti seminar atau presentasi seputar
kegiatan perikanan yang ada di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus Sumatera
Barat oleh salah seorang pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan. Melalui seminar
yang dilengkapi dengan diskusi ini, para praktikan memperoleh data sekunder
yang cukup lengkap dan memuaskan.
Selanjutnya
seluruh praktikan mulai berinteraksi dengan para nelayan yang kapalnya sedang
bersandar di pelabuhan untuk mendapatkan data primer. Secara bergantian praktikan
menanyakan banyak hal seputar aktivitas mereka ketika melakukan penangkapan.
Mulai dari persiapan, anggaran, bahan logistik, waktu penangkapan, lama
penangkapan, alat penangkapan dan lain-lain.
Pada hari kedua kembali
praktikan melengkapi data primer dengan mewawancarai lagi nelayan yang berbeda.
Kebetulan pada hari kedua ada sebuah kapal yang baru kembali dari penangkapan.
Sehingga praktikan memperoleh pengalaman dan informasi baru.
4.1. Hasil
Pada perairan laut ini hidup
bermacam jenis spesies ikan yang merupakan sumber mata pencarian utama bagi
penduduk yaitu dengan mengeksploitasi kekayaan sumberdaya perairan tersebut.
Ikan yang sering ditangkap oleh nelayan di perairan sekitar Pelabuhan Perikanan
Samudera Bungus ini adalah ikan tuna, ikan ambu-ambu, ikan tuna yellow fin &
big eye, cakalang, kembung, tongkol, layaran, bawal, sunglir, lemadang, selar
kuning, kerapu, teripang, dan lobster.
Tabel 1. Konversi Alat ke Long Line Januari
No
|
Jenis
Alat
|
Jumlah
(Unit)
|
Σhasil/hari
|
Rata
Hsl/alat/ hr
|
Rasio
hsl/alat/hr/GN
|
Effort
Konversi GN
|
1
|
Long Line
|
10
|
105266
|
10526.6000
|
1
|
10
|
2
|
Pancing Tonda
|
1
|
17
|
17.0000
|
0.0016
|
0.0016
|
3
|
Bagan Perahu
|
2
|
443
|
221.5000
|
0.0210
|
0.0421
|
4
|
Serok
|
6
|
86
|
14.3333
|
0.0014
|
0.0082
|
5
|
Songko
|
1
|
8
|
8.0000
|
0.0008
|
0.0008
|
Total
|
20
|
10.0526
|
Konv Alat ke LL =10,0526/20 = 1.9895
Tabel 2. Nilai No,Nt,MSY, f Optimal, dan % Eksploitasi
Tahun
|
C
|
alat
|
konv
LL
|
F
|
c/f
|
X2
|
Y2
|
XY
|
1
|
58582
|
8
|
1.9895
|
4.0211
|
14568.8263
|
16.1689
|
212250701
|
58582
|
2
|
89060
|
12
|
1.9895
|
6.0316
|
14765.6240
|
36.3799
|
218023651
|
89060
|
3
|
69361
|
15
|
1.9895
|
7.5395
|
9199.7165
|
56.8436
|
84634784.3
|
69361
|
4
|
69357
|
11
|
1.9895
|
5.5289
|
12544.3445
|
30.5692
|
157360580
|
69357
|
5
|
62509
|
11
|
1.9895
|
5.5289
|
11305.7721
|
30.5692
|
127820482
|
62509
|
6
|
78872
|
9
|
1.9895
|
4.5237
|
17435.3513
|
20.4637
|
303991476
|
78872
|
7
|
42634
|
12
|
1.9895
|
6.0316
|
7068.4663
|
36.3799
|
49963216.3
|
42634
|
8
|
31067
|
12
|
1.9895
|
6.0316
|
5150.7258
|
36.3799
|
26529976.2
|
31067
|
9
|
55636
|
9
|
1.9895
|
4.5237
|
12298.8286
|
20.4637
|
151261184
|
55636
|
10
|
67928
|
11
|
1.9895
|
5.5289
|
12285.8866
|
30.5692
|
150943009
|
67928
|
11
|
55562
|
10
|
1.9895
|
5.0263
|
11054.2232
|
25.2638
|
122195850
|
55562
|
12
|
88301
|
19
|
1.9895
|
9.5500
|
9246.1808
|
91.2024
|
85491858.8
|
88301
|
768869
|
139
|
23.8744
|
69.8658
|
136923.9460
|
431.2537
|
1690466769
|
768869
|
X2 = Σx² -
(Σx)²/n No
= a/q
= 24.4849 = 15.6864
Y2 = Σy² - (Σy)²/n MSY =
a2/2b
= 128119520 = 142315.1072
XY= Σxy - Σx(Σy)/n f
Optimal = a/2b
= -28322.3941 = 7.8432
b = XY / X² %
Eksploitasi = C/MSY
= -1156.7306 =
0.6205
a = (Σy - b.Σx) / n
= 18144.9847
q = 1156.7306
a2 = 329240468
Tabel 3. Konversi Alat ke Long Line Februari
No
|
Jenis Alat
|
Jumlah (Unit)
|
Σhasil/hari
|
Rata Hsl/alat/ hr
|
Rasio hsl/alat/hr/GN
|
Effort Konversi GN
|
1
|
Long Line
|
10
|
105134
|
10513.4000
|
1.0000
|
10.0000
|
2
|
Purse seine
|
2
|
46395
|
23197.5000
|
2.2065
|
4.4129
|
3
|
Pancing Tonda
|
2
|
70
|
35.0000
|
0.0033
|
0.0067
|
4
|
Bagan Perahu
|
2
|
1923
|
961.5000
|
0.0915
|
0.1829
|
5
|
Serok
|
8
|
162
|
20.2500
|
0.0019
|
0.0154
|
6
|
Songko
|
1
|
4
|
4.0000
|
0.0004
|
0.0004
|
25
|
14.6183
|
Konv Alat ke LL =14.6183/25 = 1.7102
Tabel 4. Nilai No,Nt,MSY, f Optimal, dan % Eksploitasi
Thn
|
C
|
alat
|
konv
LL
|
F
|
c/f
|
x2
|
y2
|
xy
|
1
|
58582
|
8
|
1.7102
|
4.6779
|
12523.2614
|
21.8823
|
156832075.8005
|
58582
|
2
|
89060
|
12
|
1.7102
|
7.0168
|
12692.4272
|
49.2352
|
161097709.3537
|
89060
|
3
|
69361
|
15
|
1.7102
|
8.7710
|
7908.0121
|
76.9301
|
62536655.2408
|
69361
|
4
|
69357
|
11
|
1.7102
|
6.4321
|
10783.0310
|
41.3713
|
116273756.8248
|
69357
|
5
|
62509
|
11
|
1.7102
|
6.4321
|
9718.3627
|
41.3713
|
94446573.8215
|
62509
|
6
|
78872
|
9
|
1.7102
|
5.2626
|
14987.3063
|
27.6948
|
224619348.9228
|
78872
|
7
|
42634
|
12
|
1.7102
|
7.0168
|
6076.0043
|
49.2352
|
36917828.2780
|
42634
|
8
|
31067
|
12
|
1.7102
|
7.0168
|
4427.5279
|
49.2352
|
19603003.5466
|
31067
|
9
|
55636
|
9
|
1.7102
|
5.2626
|
10571.9872
|
27.6948
|
111766912.4529
|
55636
|
10
|
67928
|
11
|
1.7102
|
6.4321
|
10560.8623
|
41.3713
|
111531812.8096
|
67928
|
11
|
55562
|
10
|
1.7102
|
5.8473
|
9502.1331
|
34.1911
|
90290532.8476
|
55562
|
12
|
88301
|
19
|
1.7102
|
11.1099
|
7947.9524
|
123.4300
|
63169947.7578
|
88301
|
768869
|
139
|
20.5222
|
81.2777
|
117698.8679
|
583.6427
|
1249086157.6566
|
768869
|
X2 = Σx² -
(Σx)²/n No
= a/q
= 33.1369 = 18.2487
Y2 = Σy² - (Σy)²/n MSY =
a2/2b
= 94667533.0774 = 142315.1072
XY= Σxy - Σx(Σy)/n f
Optimal = a/2b
= -28322.3941 = 9.1243
b = XY / X² %
Eksploitasi = C/MSY
= -854.7084 =
0.6205
a = (Σy - b.Σx) / n
= 15597.3021
q = 854.7084
a2 = 243275833
Tabel 5. Konversi Alat ke
Long Line Maret
No
|
Jenis
Alat
|
Jumlah
(Unit)
|
Σhasil/hari
|
Rata
Hsl/alat/ hr
|
Rasio
hsl/alat/hr/GN
|
Effort
Konversi GN
|
1
|
Long Line
|
12
|
104410
|
8700.8333
|
1.0000
|
12.0000
|
2
|
Purse seine
|
1
|
5420
|
5420.0000
|
0.6229
|
0.6229
|
3
|
Pengangkut Ikan
|
2
|
17017
|
8508.5000
|
0.9779
|
1.9558
|
4
|
Bagan Perahu
|
5
|
16234
|
3246.8000
|
0.3732
|
1.8658
|
5
|
Serok
|
12
|
99
|
8.2500
|
0.0009
|
0.0114
|
32
|
16.4559
|
Konv Alat ke LL =16.4559/32 = 1.9446
Tabel 6. Nilai No,Nt,MSY,
f Optimal, dan % Eksploitasi
Thn
|
C
|
alat
|
konv
LL
|
f
|
c/f
|
x2
|
y2
|
xy
|
1
|
58582
|
8
|
1.9446
|
4.1140
|
14239.7603
|
16.9248
|
202770772.1243
|
58582
|
2
|
89060
|
12
|
1.9446
|
6.1710
|
14432.1128
|
38.0808
|
208285879.9540
|
89060
|
3
|
69361
|
15
|
1.9446
|
7.7137
|
8991.9225
|
59.5012
|
80854670.8608
|
69361
|
4
|
69357
|
11
|
1.9446
|
5.6567
|
12261.0054
|
31.9984
|
150332253.9655
|
69357
|
5
|
62509
|
11
|
1.9446
|
5.6567
|
11050.4086
|
31.9984
|
122111529.8037
|
62509
|
6
|
78872
|
9
|
1.9446
|
4.6282
|
17041.5391
|
21.4204
|
290414053.2647
|
78872
|
7
|
42634
|
12
|
1.9446
|
6.1710
|
6908.8109
|
38.0808
|
47731667.8165
|
42634
|
8
|
31067
|
12
|
1.9446
|
6.1710
|
5034.3864
|
38.0808
|
25345045.9341
|
31067
|
9
|
55636
|
9
|
1.9446
|
4.6282
|
12021.0349
|
21.4204
|
144505280.6982
|
55636
|
10
|
67928
|
11
|
1.9446
|
5.6567
|
12008.3853
|
31.9984
|
144201316.4998
|
67928
|
11
|
55562
|
10
|
1.9446
|
5.1425
|
10804.5415
|
26.4450
|
116738116.0236
|
55562
|
12
|
88301
|
19
|
1.9446
|
9.7707
|
9037.3373
|
95.4663
|
81673465.1794
|
88301
|
768869
|
139
|
23.3351
|
71.4803
|
133831.2448
|
451.4156
|
1614964052.1245
|
768869
|
X2 = Σx² -
(Σx)²/n No
= a/q
= 25.6296 = 16.0489
Y2 = Σy² - (Σy)²/n MSY =
a2/2b
= 122397211.6624 = 142315.1072
XY= Σxy - Σx(Σy)/n f
Optimal = a/2b
= -28322.3941 = 8.0245
b = XY / X² %
Eksploitasi = C/MSY
= -1105.0665 =
0.6205
a = (Σy - b.Σx) / n
= 17735.1439
q = 1105.0665
a2 = 314535328.8503
4.2. Pembahasan
4.2.1.
Sumberdaya Perikanan
Dari ikan- ikan yang ditangkap oleh nelayan, yang menjadi komoditas
unggulan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus adalah ikan Tuna. Ikan Tuna
ekspor segar diproses oleh PT. Sinar Agro Marine Utama dan PT. global Surya
Perkasa, Ikan Tuna Ekspor olahan berupa loin dan steak diproses oleh PT. Dempo
Andalas Samudera, sedangkan Tuna local dipasarkan langsung ke Padang, Sibolga,
Medan, jambi, dll.
Untuk menduga kelimpahan suatu stock
ikan maka ada beberapa metode untuk
menentukannya antaralain sebagaiberikut;
1)
Metoda Indeks Kelimpahan
2)
Metoda Enumerasi
3) Metoda Sensus tunggal dan Sensus berganda
4)
Metode komposisi hasil
tangkapan
5)
Metoda Pengosongan
6)
Metoda Pendugaan populasi
sesungguhnya
4.2.2. Alat
Tangkap
Di Pelabuhan
Perikanan Samudera Bungus jenis alat tangkap yang digunakan nelayan adalah Dengan alat tangkap dan armada yang
beroperasi terdiri dari Long Line, Pancing Tonda, Bagan Perahu, Serok, dan
Songko. Sedangkan armada yang
digunakan adalah adalah kapal penangkap dan alat pendukung lainnya. Dalam
melakukan operasi penangkapan mereka biasanya meletakkan alat tangkap ke
fishing ground pada pagi hari sekitar jam 06.00 dan mengangkatnya pada pagi
harinya lagi.
4.2.3.
Pemasaran
Pemasaran yang dilakukan di Pelabuhan Perikanan Samudera Bungus
adalah pemasaran ikan segar dari hasil tangkapan. Khusus ikan tuna dan
ikan-ikan besar diolah dulu pada dua perusahaan besar yang ada di pelabuhan
Bungus hingga dipasarkan keluar kota maupun diekspor. Sedangkan ikan lain ada yang langsung dijual
di pasar terdekat.
5.1. Kesimpulan
Pelabuhan Perikanan
Samudera Bungus merupakan pelabuhan terbesar yang ada di Sumatera Barat.
Kegiatan perikanan di pelabuhan ini meliputi usaha penangkapan, pengolahan
ikan, dan perbengkelan kapal.
Jenis ikan yang
tertangkap diantaranya ikan ikan
tuna yellow fin & big eye, cakalang, kembung, tongkol, layaran,
bawal, sunglir, lemadang, selar kuning, kerapu, teripang, dan lobster. Dengan alat tangkap dan armada yang
beroperasi terdiri dari Long Line, Pancing Tonda, Bagan Perahu, Serok, dan Songko.
5.2. Saran
Seharusnya praktikan
lebih serius dalam praktikum Dinamika Populasi ini, tidak hanya bermain- main.
Dan asisten juga seharusnya lebih memperhatikan praktikannya.
Ayodhyoa., 1981.
Metode Penangkapan Ikan. Penerbit Yayasan Dewi Sri. Bogor. 97 hal.
Dirjen Perikanan Tangkap Departemen Perikanan dan
Kelautan. 2005. Klasifikasi Alat Penangkapan Ikan.
Effendi, M. I. 1979. Metode
Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor. 97 hal.
Fauzi. 1985. Pengantar
Pengetahuan Peta. Pelatihan Pejabat Eselon IV Pemerintahan Daerah Tk.II
Indragiri Hilir. Riau. 11 hal.
Kasry.A., 2003. Manajemen Sumberdaya Perairan dalam
Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan. Feliatra dan I. Syofyan. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Universitas Raiau Press. 75 hal.
Malik. B.A. 1998. Prospek
Pembangunan Perikanan di daerah Riau. Hal 158-185. dalam Feliatra (ed). Stretegi Pembangunan Perikanan dan Kelautan
Nasional dalam Meningkatkan Devisa Negara. UNRI Press. Riau
Murniyati, A. S dan Sunarman., 2000. Pendinginan,
Pengawetan dan Pembekuan. Penerbit Kanisius, yogyakarta. 220 hal.
Odum 1871.
Masyarakat Perikanan Nusantara Dalam Pembangunan Nasional. Makalah Seminar
Prospek Perikanan Riau Dalam Menghadapi Pasar Bebas Tanggal 18 November 1996.
Pekanbaru. 11 hal.
Soesono,
S. 1993. Teknologi Penangkapan dan Pengolahan Ikan. Yayasan Kanisius, Jakarata,
63 hal.
SUBANI,
W., H.R. BARUS. 1988. Alat
Penangkapan Ikan dan Udang Laut di Indonesia. Balai Penelitian Perikanan Laut.
Bahan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta. 248 hal.
Syamsuddin,
A.R. 1990. Pengantar Perikanan. Karya Nusantara, Jakarta. 58 hal.
LAMPIRAN
Pelabuhan Bungus Reservoir dan
Tangki Air
Share this artikel and Subscribe Free Update articel by email :
My Profil | Author Box
Saya adalah seorang yang suka dengan photografi dan berbagai dunia maya lainnya, saya suka
Bloging dan memiliki ilmu sedikit tentang Design Grafis, Buat sohib sohib yang suka dengan bloging mari sama sama membangun ikatan persaudaraan diantara bloger Indonesia.
Salam bloger....!!
Salam bloger....!!
Di posting oleh :
Friday, May 25, 2012
| ►
0
comments
, Update pada :
No comments :
Post a Comment