I.PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan bahagian
yang essensial protoplasama dan dapat dikatakan bahwa semua jenis kehidupan
bersifat akuatik. Dalam prakteknya suatu habitat akuatik apabila mediumnya baik
eksternal maupun internal adalah air. Aquatik ecosystem atau ekologi perairan
berdasarkan habitatnya dapat dibagi atas 3 jenis,yaitu : 1. Fres water aquatic,
Marine water aquatic, dan Brancis water aquatic. Masing-masing habitat tersebut
mempunyai ciri tersendiri dan adanya perbedaan lingkungan tersebut akan
mengakibatkan jumlah jenis dan kelimpahan organisme yang hidup didalamnya
berbeda-beda ( Kasry.dkk.2009 ).
Perairan umum adalah bagian permukaan bumi secara
permanen atau berkala digenangi air, baik air tawar, air payau maupun air laut
mulai dari garis pasang surut laut terendah
sampai kearah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami
ataupun buatan. Yang terdiri dari sungai (sungai mati/oxbow lake, goba (lagoon)
dan genangan air lain (telaga, embung, kolong-kolong dan legokan-legokan) (Nurdin dalam Feliatra, 2009).
Perairan danau merupakan
salah satu bentuk ekosistem air tawar yang ada di permukaan bumi. Secara fisik,
danau merupakan suatu tempat yang luas yang mempunyai air yang tetap, jernih
atau beragam dengan aliran tertentu (Jorgensen and Vollenweiden, 1989).
Sementara itu, menurut Ruttner (1977) dan Satari (2001) danau adalah suatu
badan air alami yang selalu tergenang sepanjang tahun dan mempunyai mutu air
tertentu yang beragam dari satu danau ke danau yang lain serta mempunyai
produktivitas biologi yang tinggi.
Ekosistem danau termasuk
habitat air tawar yang memiliki perairan tenang yang dicirikan oleh adanya arus
yang sangat lambat sekitar 0,1–1 cm/detik atau tidak ada arus sama sekali. Oleh
karena itu residence time (waktu tinggal) air bisa berlangsung lebih
lama. Menurut Wetzel (2001), perairan danau biasanya memiliki stratifikasi
vertikal kualitas air yang bergantung pada kedalaman dan musim.
I.2. Tujuan
Tujuan dari Praktikum ini adalah untuk mengetahui organisme
dan mikroorganisme dan juga untuk
mengetahui kondisi perairan diwaduk Waduk Simbat Kabupaten Kampar berdasarkan dari
kelimpahan pitoplankton,dan parameter kualitas air.
I.3.
Manfaat
Sedangkan manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat
mengetahui bagaimana caranya mengambil sample diperiaran,mengetahui cara
menentukan kondisi perairan pada suatu waduk atau danau dan juga cara mengambil
mikro dan organisme yang ada diperaiaran.
II.TINJAUAN PUSTAKA
Untuk mengelola perairan dengan baik
salah satu faktor yang sangat penting diketahui dan dikendalikan adalah
kualitas airnya. Ditinjau dari faktor fisika, kimia, dan biologi. Faktor fisika
meliputi suhu, cahaya, kekeruhan, kecerahan, arus balik vertikal dan kedalaman.
Sedangkan faktor kimia meliputi pH, salinitas, oksigen terlarut, karbondioksida
bebas, alkalinitas, amonik, dan fosfat, sedangkan faktor biologi adalah
hubungan antar spesies. (Parson et al.,
1997).
Perairan umum adalah bagian dari
permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air, baik air tawar,
air payau, maupun air laut. Perairan tawar menyebar mulai dari air laut surut
terendah ke arah daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau
buatan (waduk/kolam) ( Kasri, 2003).
Ekosistem danau termasuk
habitat air tawar yang memiliki perairan tenang yang dicirikan oleh adanya arus
yang sangat lambat sekitar 0,1–1 cm/detik atau tidak ada arus sama sekali. Oleh
karena itu residence time (waktu tinggal) air bisa berlangsung lebih
lama. Menurut Wetzel (2001), perairan danau biasanya memiliki stratifikasi
vertikal kualitas air yang bergantung pada kedalaman dan musim.
Organisme perairan sangat
memerlukan kualitas dan kuantitas air yang sesuai untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidupnya, termasuk perlindungan lingkungan dan kelestarian fungsi
sumberdaya flora dan fauna yang terdapat dalam badan air. Kualitas dalam arti
luas dapat diartikan sebagai faktor fisik, kimiawi, dan biologis yang
mempengaruhi manfaat penggunaan bagi manusia baik secara langsung maupun tidak
langsung (Odum,1971).
Salah satu sifat fisika yang
dapat mempengaruhi Perkembanmgan dan
pertumbuhan organisme di suatu perairanadalah suhu. Suhu air yang optimal untuk
ikan di daerah tropis biasanya berkisar 250 C-300 C. Suhu
suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan
laut, waktu dalam satu hari, siklus udara, penutupan awan, dan aliran serta
kedalaman dari badan air(Effendi, 2006).
Susanto
(2004) mengemukakan bahwa suhu adalah salah satu sifat fisik yang dapat
mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan badan ikan. Suhu air yang optimal
untuk ikan daerah tropis biasanya berkisar antara 25-30 oC. Suhu air
juga mempengaruhi terhadap pertukaran zat-zat atau metabolisme dari makhluk
hidup.
Hehanussa
dan Haryanti (2001) menyatakan bahwa pH adalah nilai absolut dalam logaritma
desimal dari konsentrasi ion hidrogen, sebagai indikator keasaman untk nilai pH
yang kurang dari tujuh dan alkalinitas untuk nilai pH yang lebih dari tujuh. Keasaman air atau yang
populer dengan istilah pH air sangat berperan dalam kehidupan organisme
perairan. Pada umumnya pH yang sangat cocok untuk semua jenis ikan dan
organisme lainnya berkisar antara 6,7-6,8 (Susanto, 2004)
Syafriadiman
et al, (2005) menyatakan bahwa
derajat keasaman (pH) punya peranan penting baik dalam kehidupan organisme air
maupun dalam pengaturan ketersediaan unsur hara dalam perairan itu sendiri. pH
(Power Hidrogen) merupakan ukuran aktivitas ion hydrogen dan didefenisikan
sebagai minus (negatif) logaritma konsentrasi ion H. Derajat keasaman (pH) yang
terlalu rendah ataupun yang terlalu tinggi dapat mematikan ikan dan organisme
lainnya.
Nitrat (NO3-) dan nitrit (NO2-)
adalah ion-ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari siklus nitrogen.
Aktifitas mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang mengandung nitrogen
organik pertama-pertama menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit
dan nitrat. Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat,
maka nitrat adalah senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah
tanah maupun air yang terdapat di permukaan. Nitrat dibentuk dari asam nitrit
yang berasal dari ammonia melalui proses oksidasi katalitik. Nitrit juga
merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen. Bentuk pertengahan dari
nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah komponen yang
mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen, nitrat mengikat tiga atom
oksigen sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen. Di alam, nitrat sudah
diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya.( http://klikharry.wordpress.com/2007/02/21/keracunan-nitrit-nitrat/
).
Menurut Sutomo ( 1989 ),amoniak
merupakan produk akjir dari metabolisme nitrogen yang bersifat racun,oleh
karena itu kehadiran amoniak di perairan tentunya akan mempengaryhi kehidupan
organisme yang berada di lingkungan perairan tersebut. Pada kadar yang sangat
rendah amoniak kurang berbahaya tetapi dengan meningkatnya sedikit kadar
amoniak dengan sangat cepat akan membahayakan organisme di perairan. Sumber
utama dari amoniak adalah bahan organik terutama yang mengandung protein akan
menghasilkan amoniak. Pembentukan senyawa ini terjadi dengan 3 cara yaitu
dengan jalan deaminasi,pertolongan enzim ureanase atau dengan jalan mereduksi
nitrat.
MAYUNNAR (1989),
menjelaskan bahwa pembentukan amoniak dimulai dari proses deaminasi yaitu
pembongkaran senyawa protein dengan asam-asam amino dirubah oleh bakteri
menjadi amoniak dan zat lain. Selanjutnya dikemukakan bahwa,pembentukan amoniak
oleh enzim ureanase dapat terjadi oleh proses penguraian amoniak menjadi
amonium karbonat. Proses selanjutnya amonium karbonat akan mudah terurai
menjadi amoniak,karbondioksida dalam air.
III. BAHAN DAN
METODE
3.1 Waktu
dan Tempat
Adapun Planktonologi ini dilakukan pada tanggal 26 November 2010.
Pengambilan sample di Waduk Simbat Kabupaten Kampar,dan hasil
dianalisis di Laboratorium Limnologi(untuk praktikum pengambilan sampel air).
3.2 Bahan
dan Alat
Adapun bahan
yang digunakan Pada praktikum limnologi ini adalah:Alkohol/Formali.Kantong
plastik, Botol sampel/film,Indiktor PP. Sedangkan alat yang dipergunakan adalah
:Botol aqua ,Termometer ,Gelas ukur Ember,Gelas piala,Mikroskop
elektron,Mikroskop stereo,Pipet tetes,Wadah penyimpanan air
sampel,danPlanktonet
3.3 Metode Praktikum
Praktikum
Biologi air tawar ini dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan melakukun
kegiatan peninjauan, pengamatan dan pengukuran serta pengambilan data dan
informasi melalui pengamatan langsung dilapangan.
3.4
Prosedur Praktikum
Prosedur Pelaksanaan praktikum Planktonologi ini adalah :
3.4.1. Pengambilan Plankton,Benthos dan Makrofita
Air
1.air diambil dengan
menggunkan Planktonet No.25 selanjutnya
2.hasil dari sampel
tersebut dimasukkan kedalam botol kecil kemudian diberi bahan pengawet berupa
lugol
3.setelah itu sampel
diamati dibawah mikroskop
4.diamati jenis dan
spesies plankton
5.pada titik yang
telah ditentukan sampel plankton diambil dengan menggunakan ekman garb.
IV. HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Identifikasi Jenis Plankton
Sampel
jenis plankton diperoleh dari Waduk Simbat
Kabupaten Kampar, selanjutnya di identifikasi di laboratorium
ekologi perairan. Dari praktikum yang telah
dilakukan, maka data yang
diperoleh sebagai berikut:
4.1.1.1
Pada Stasiun pertama :
Suhu :
29°c
Nitrat :
TTD
Nitrit :
TTD
pH :
4,9
Amoniak :
0,5
Besi :
0,5
Tabel 1. Jenis plankton yang terdapat di Waduk Simbat Kabupaten Kampar.
No
|
Nama jenis
|
Jumlah
|
1
|
Melosira
varians c.agradh
|
5
|
2
|
Synedra
acus
|
1
|
3
|
Euglena
mutabilis
|
3
|
4
|
Eurylepra
coccinea
|
7
|
5
|
Synedra tabulata var
grandis
|
6
|
6
|
Melosira
granulata var spirosa
|
11
|
7
|
Rhizosolenta
langiseta
|
2
|
8
|
Euglena
viridis
|
1
|
9
|
Euglena
proxima
|
4
|
10
|
Melosira
italica
|
18
|
Total
|
58
|
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa spesies plankton yang
paling banyak ditemukan adalah jenis
Melosira italica berjumlah 18 jenis
sedangkan spesies plankton yang paling sedikit di temukan adalah jenis
Synedra acus dan Euglena viridis
berjumlah 1.
Tabel 2.
Perhitungan kelimpahan plankton di Waduk Simbat Kabupaten Kampar .
No
|
Nama jenis
|
Jumlah ditemukan
|
Hasil kelimpahan
|
(Sel)
|
(sel /liter)
|
||
1
|
Melosira
varians c.agradh
|
5
|
250
|
2
|
Synedra
acus
|
1
|
50
|
3
|
Euglena
mutabilis
|
3
|
150
|
4
|
Eurylepra
coccinea
|
7
|
350
|
5
|
Synedra tabulata var
grandis
|
6
|
300
|
6
|
Melosira
granulata var spirosa
|
11
|
550
|
7
|
Rhizosolenta
langiseta
|
2
|
100
|
8
|
Euglena
viridis
|
1
|
50
|
9
|
Euglena
proxima
|
4
|
200
|
10
|
Melosira
italica
|
18
|
900
|
Total
|
58
|
2900
|
Keterangan:
K =
Kelimpahan plankton
N = Jumlah individu yang di temukan
Vo = Volume air yang di saring (50 L)
Vi = Volume pipet tetes (0,01 ml x 5 tts
= 0,05)
C = Volume air tersaring dalam botol
sampel (125 ml)
Tabel 3. Keragaman jenis plankton di Waduk Simbat Kabupaten Kampar
No
|
Nama spesies
|
Kelimpahan
(ni)
|
Pi = ni/N
|
Log pi
|
Log 2pi
|
Pi log2pi
|
1
|
Melosira
varians c.agradh
|
250
|
0,0862
|
-1,0645
|
-3,5361
|
-0,3048
|
2
|
Synedra
acus
|
50
|
0,0172
|
-1,7634
|
-4,2730
|
-0,0737
|
3
|
Euglena
mutabilis
|
150
|
0,0517
|
-1,2863
|
-4,2730
|
-0,2210
|
4
|
Eurylepra
coccinea
|
350
|
0,1207
|
-0,9183
|
-3,0506
|
-0,3682
|
5
|
Synedra tabulata var
grandis
|
300
|
0,1034
|
-0,9853
|
-3,2730
|
-0,3386
|
6
|
Melosira
granulata var spirosa
|
550
|
0,1897
|
-0,7220
|
-2,3985
|
-0,4549
|
7
|
Rhizosolenta
langiseta
|
100
|
0,0345
|
-1,4624
|
-4,8580
|
-0,1675
|
8
|
Euglena
viridis
|
50
|
0,0172
|
-1,7634
|
-5,8580
|
-0,1010
|
9
|
Euglena
proxima
|
200
|
0,0690
|
-1,1614
|
-3,8580
|
-0,2661
|
10
|
Melosira
italica
|
900
|
0,3103
|
-0,5082
|
-1,6881
|
-0,5239
|
Total
|
N =
2900
|
1
|
-11,6352
|
-37,0663
|
∑= -2,8197
|
Keterangan:
Log 2 = 3,321928
P I = ni/ N, dimana N = total nilai kelimpahan = ∑
ni
Log 2
pi = log2 x log pi = 3,321928 x log pi
Pi log2
pi =
pi x (log2 pi)
Jadi H =
-∑ piLog2
pi
= - (-2,8197)
=
2,8197
Tabel 4. Indeks Dominansi Jenis Plankton
No
|
Nama jenis
|
Kelimpahan (ni)
|
Pi = ni/N
|
Pi2 =
(ni/N)2
|
1
|
Melosira
varians c.agradh
|
250
|
0,0862
|
0,0074
|
2
|
Synedra
acus
|
50
|
0,0172
|
0,0003
|
3
|
Euglena
mutabilis
|
150
|
0,0517
|
0,0027
|
4
|
Eurylepra
coccinea
|
350
|
0,1207
|
0,0146
|
5
|
Synedra tabulata var
grandis
|
300
|
0,1034
|
0,0107
|
6
|
Melosira
granulata var spirosa
|
550
|
0,1897
|
0,0360
|
7
|
Rhizosolenta
langiseta
|
100
|
0,0345
|
0,0012
|
8
|
Euglena
viridis
|
50
|
0,0172
|
0,0003
|
9
|
Euglena
proxima
|
200
|
0,0690
|
0,0048
|
10
|
Melosira
italica
|
900
|
0,3103
|
0,0963
|
Total
|
N =
2900
|
1
|
∑ = 0,1742
|
Keterangan:
C
= Indeks dominansi jenis
Ni
= Jumlah individu pada spesies ke
– i
N
= Total individu
Jadi
C = ∑(ni/N)2
= 0,1742
Tabel 5. Indeks keseragaman elagic plankton
No
|
Nama jenis
|
1
|
Melosira
varians c.agradh
|
2
|
Synedra
acus
|
3
|
Euglena
mutabilis
|
4
|
Eurylepra
coccinea
|
5
|
Synedra tabulata var
grandis
|
6
|
Melosira
granulata var spirosa
|
7
|
Rhizosolenta
langiseta
|
8
|
Euglena
viridis
|
9
|
Euglena
proxima
|
10
|
Melosira
italica
|
Keterangan:
E = Indeks keseragaman
H = Nilai indeks keraganman jenis
S =
Jumlah jenis yang tertangkap
Nilai H = 2, 8197
Nilai S = 9, maka Log2 S = 0,9542
Maka nilai E =
= 2,8197
4.1.1.2 Pada Stasiun dua :
Suhu : 29°c
Nitrat : 0,5
Nitrit :
TTD
pH :
4,7
Amoniak :
0,5
Besi :
0,5
Tabel 6. Jenis
plankton yang terdapat di Sungai Simbat Kabupaten Kampar.
No
|
Nama jenis
|
Jumlah
|
1
|
Melosira
varians c.agradh
|
3
|
2
|
Synedra
acus
|
1
|
3
|
Euglena
mutabilis
|
2
|
4
|
Eurylepra
coccinea
|
9
|
5
|
Synedra tabulata var
grandis
|
5
|
6
|
Melosira
granulata var spirosa
|
13
|
7
|
Rhizosolenta
langiseta
|
2
|
8
|
Euglena
viridis
|
3
|
9
|
Euglena
proxima
|
9
|
10
|
Melosira
italica
|
7
|
Total
|
56
|
4.2. Pembahasan
Pada praktek umum kali
ini telah dilakukan pengukuran kualitas air parameter fisika dan kimia perairan
untuk mengetahui kualitas air Waduk Simbat
Kabupaten Kampar dan selanjutnya
hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 7
Tabel
7. Hasil pengukurab Parameter Kualitas Air di Sungai Simbat Kabupaten Kampar.
No
|
|
Parameter Kualitas Perairan Waduk Simbat Kabupaten Kampar
|
||||
pH
|
Nitrat
|
Nitrit
|
Suhu
|
Amoniak
|
Besi
|
|
Stasiun I
|
: 4,9
|
TTD
|
TTD
|
29°c
|
0,5
|
0,5
|
Stasiun 2
|
4,7
|
0,5
|
TTD
|
29°c
|
0,5
|
0,5
|
Suhu merupakan salah satu factor
yang penting bagi organisme yang mendiami lingkungan akuatik. Suhu dapat
dipengaruhi oleh banyak factor seperti keadaan cuaca, radiasi cahaya matahari,
waktu pengukuran, kedalaman perairan dan berbagai aktifitas manusia yang
terjadi disekitar perairan tersebut.
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Dari parikum yang dilakuakn maka
ditarik kesimpulan bahwa spesies yang didapat perairan di Waduk Simbat Kabupaten Kampar masih
berada dalam kondisi yang normal dan bagus untuk habitat organisme perairannya.
5.2. S a r a n
Agar
waduk simbat kabupaten kampar harus
dikelola dengan baik mengingat akan pentingnya fungsi lingkungan bagi organisme
hidup aquatic,karena perairan yang sudah tercemar kualitas airnya akan
mempengaruhi pada perkembangan dan kehidupan organisme aquatic.
Share this artikel and Subscribe Free Update articel by email :
My Profil | Author Box
Saya adalah seorang yang suka dengan photografi dan berbagai dunia maya lainnya, saya suka
Bloging dan memiliki ilmu sedikit tentang Design Grafis, Buat sohib sohib yang suka dengan bloging mari sama sama membangun ikatan persaudaraan diantara bloger Indonesia.
Salam bloger....!!
Salam bloger....!!
Di posting oleh :
Monday, January 24, 2011
| ►
0
comments
, Update pada :
No comments :
Post a Comment