Asisten : LIDYA
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI PERIKANAN
FEKUNDITAS DAN DIAMETER TELUR
OLEH :
ZAINUDIN
0804113884
LABORATORIUM BIOLOGI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Ikan terdiri dari banyak
sekali spesies di dunia yang memiliki kekhasan tersendiri dan yang telah
berhasil diidentifikasi para ahli ikhtiologi di dunia ini ada sekitar 20.000 –
40.000 spesies. Bahkan ratusan spesies diantaranya telah memiliki varietas atau strain
yang mencapai ratusan varietas. Terutama sekali dari spesies ikan yang telah
berhasil dibudidayakan dan populer di dunia sebagai ikan hias. Perkembangan
jumlah strain dan varietas yang terus meningkat ini terjadi karena adanya
kemajuan di bidang teknologi dan ilmu pengetahuan serta adanya kegiatan kontes
ikan hias yang telah turut mendorong pembreeder menciptakan strain baru untuk
spesies-spesies ikan yang sudah populer.
Studi
mengenai jenis kelamin dari suatu spesies yagn memiliki banyak strain merupakan
suatu hal yang sangat menarik dan penting untuk dilakukan terutama bagi
orang-orang yang menekuni bidang budidaya perikanan dan melakukan penelitian di
bidang Biologi Perikanan. Hal ini karena setiap individu dari setiap spesies
ikan memiliki ciri – ciri khusus sebagai penentu apakah indi-vidu ikan itu
berjenis kelamin jantan atau betina. Penampakan ciri – ciri seksual ini pada
beberapa spesies ikan baru nyata terlihat apabila individu ikan mengalami
kematangan gonad (kelamin), akan tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya ciri
– ciri seksual itu dapat terlihat dengan jelas walaupun individu ikan tersebut
belum matang gonad ataupun sudah selesai memijah karena dapat terlihat pada
ciri – ciri morfologi pada permukaan tubuhnya. Oleh karena itu sangat
diperlukan pengetahuan tentang tingkat kematangan gonad dari setiap individu
ikan sehingga membantu mereka yang berkecimpung di bidang budidaya perikanan
dan biologi perikanan untuk menghitung jumlah ikan dewasa yang siap bereproduksi
dan memijah, kapan mereka akan memijah dan bertelur serta kapan dan berapa
telur yang akan dibuahi dan menetas serta perbandingan antara ikan yang belum
matang gonad dengan yang sudah matang, ikan yang belum dewasa dengan yang sudah
dewasa dan ikan yang belum bereproduksi dengan yang sudah.
Mahasiswa
perikanan harus dapat mengenali tingkat kematangan gonad setiap jenis ikan yang
populer di masyarakat sehingga dapat membantu jika ingin membudidayakannya.
Karena itulah praktikum tentang tingkat kematangan gonad sangat diperlukan
untuk memberikan latihan kepada mahasiswa.
1.2.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengenal ikan yang dewasa, siap bereproduksi dan memijah serta tingkat
kematangan setiap jenis ikan motan. Sedangkan manfaat praktikum adalah sebagai
latihan praktek bagi mahasiswa dalam membedakan jenis kelamin setiap ikan
tertentu.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
Menurut SAANIN (1995),
ikan Motan diklasifikasikan ke dalam Kelas Pisces, Sub Kelas Teleostei, Ordo
Perciformes, Sub Ordo Cyprinoidea, Family Cyprinidae, Genus Thynnicthys dan
Spesies Thynnicthys polilepis. Ia juga menyatakan bahwa ikan mmotan
memiliki nama daerah yagn bervariasi dan banyak juga dikenal dengan nama kende,
menangain, cambak, ringan dan lomah.
KOTTELAT et. al., (1993) mengatakan bahwa ikan yang tergolong ordo
cypriniformes di perairan barat Indonesia dan Sulawesi terdiri dari banyak
famili. Melihat jenis ikan Cypriniformes cukup banyak dna perubahan ekosistem
akibat dari kemungkinan terjadi perubahan jumlah spesies ikan Cypriniformes
pada saat ini dan kemudian hari.
PUTRA et al (2004) menyatakan ikan-ikan yang telah dewasa dari suatu
populasi terdiri dari ikan jantan dan ikan betina. Selain itu, pada populasi ikan
tertentu terdapat juga ikan hermaprodite.
SUMANTADINATA (1983) menyatakan gonad ikan
adalah sebagai kelenjar biak. Gonad ikan betina dinamakan ovari dan gonad ikan
jantan dinamakan testes. Ovari dan testes ikan dewasa biasanya terdapat pada
individu yang terpisah, kecuali pada beberapa ikan, kadang-kadang gonad jantan
dan betina ditemukan dalam satu individu (ovotestes).
Selanjutnya
EFFENDIE (1997) menyatakan bahwa sifat
seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi yaitu ovarium dan pembuluhnya. Sifat
seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan
jantan dan betina. Apabila suatu spesies ikan mempunyai sifat morfologi yang
dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina maka spesies ikan mempunyai
seksual dimorphisme. Apabila yang menjadi tanda itu warna maka ikan itu
mempunyai seksual dichromatisme dimana pada ikan jantan biasanya warnanya agak
lebih cerah dan menarik daripada ikan betina.
Ciri
seksual ikan dapat dibagi menjadi dua, yaitu ciri seksual primer dan ciri
seksual sekunder. Ciri seksual primer adalah alat organ yang berhubungan
langsung dengan proses reproduksi. Testes dan salurannya pada ikan jantan
merupakan ciri seksual primer. Untuk melihat perbedaannya diperlukan
pembedahan. Ciri seksual sekunder berguna dalam membedakan ikan jantan dengan
ikan betina dan dapat dilihat dari luar, meskipun kadang kala tidak memberikan
hasil yang positif (nyata). (TIM
IKHTIOLOGI, 1989).
Gonad
adalah organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan sel kelamin (gamet). Gonad
yang terdapat pada tubuh ikan jantan tersebut disebut testes yang berfungsi
menghasilkan spermatozoa, sedangkan yang terdapat pada individu ikan betina
disebut ovari berfungsi menghasilkan telur. (PULUNGAN et. al, 2005). Selanjutnya dikatakan juga
bahwa gonad yang terdapat didalam tubuh mengalami perkembangan dari bentuk
sehelai benang yang berisi cairan bening kemudian berkembang dan membesar
sesuai dengan kapasitas rongga perut yang dimiliki individu ikan. Perkembangan
gonad ini dipengaruhi oleh adanya perkembangan gamet yang diproduksi oleh gonad
itu sendiri. Semakin matang gonad suatu in-dividu ikan maka semakin besar
bentuk dan berat gonad serta tubuh individu ikan.
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada tanggal 15 Maret 2011 pada jam 14.00 sam-pai selesai
di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau Pekanbaru.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan praktikum adalah
beberapa spesies ikan yaitu ikan motan sebanyak 50 ekor yang disediakan oleh
asisten laboratorium.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah baki,
timbangan ohauss, buku penuntun praktikum, jarum, pisau, pinset, peralatan
tulis-gambar seperti pena, pensil, penghapus, kertas gambar, dan penggaris.
3.3. Metode Praktikum
Metode praktikum adalah metode
survei dengan mengamati dan mengenali langsung objek praktikum dengan mengikuti
petunjuk yang terdapat di dalam buku penuntun praktikum. Kemudian dilakukan
pengukuran dan pencatatan ciri-ciri meristik dan morfometrik dari setiap objek.
3.4. Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1)
Mengukur
panjang total (TL), panjang baku (SL), panjang fork (FL), BdH, dan HdL serta
menggambarkan setiap individu ikan yang diamati. Identifikasi
dan timbang setiap ikan objek yang dipraktekkan.
2)
Pisahkan menurut jenis kelamin
berdasarkan ciri seksual sekunder.
3)
Bedah perut ikan dengan alat
bedah secara abdominal, amati menurut ciri seksual primer.
4)
Amati organ reproduksi apakah
berbentuk testes atau ovari.
5)
Hal yang perlu diamati untuk
testes/ovari adalah bentuk testes/ovari, ukuran testes/ovari (panjang),
perbandingan panjang testes/ovari dengan panjang rongga tubuh, dan warna
testes/ovari.
6)
Setelah dibedah kemudian
tentukan tahap-tahap perkembangan gonad menurut Nikolski dan Kesteven.
7)
Hitung IKG sebanyak dua ekor
terdiri dari ikan jantan dan betina
8)
Buat
dan serahkan laporan kerja sementara hasil pengamatan dan pencatatan.
9)
Buat laporan lengkap dalam
bentuk paper dan serahkan pada asisten sebelum praktikum minggu berikutnya
dimulai.
IV. HASIL DAN
PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Hasil
praktikum terdiri dari klasifikasi dan pengukuran data morfometrik dari 50 ekor
ikan motan yang berbeda jenis kelaminnya.
Ikan motan termasuk
ke dalam klasifikasi : Filum : Chordata, Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei,
Ordo : Ostariophysi, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Sub Famili :
Cyprininae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys thynnoides.
Adapun gambar ikan motan seperti di bawah ini.
Gambar 1. Ikan Motan (T. thynnoides)
Keterangan
: 1. Sirip punggung 2. Sirip dada 3. Sirip perut 4. Sirip anus 5. Sirip ekor 6. Operculum
7.TL 8. SL 9.
HdL 10.
BdH
Alat kelamin pada ikan disebut gonad. Gonad dalam rongga
tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan gonad yang terdapat dalam rongga
tubuh ikan betina disebut ovari. Alat kelamin berupa gonad (kelenjar kelamin),
terdapat sepasang dalam abdomen (rongga perut) dan terletak gelembung udara
yang terdapat pada ikan betina dan ikan jantan. Organ seksual yang merupakan
ciri – ciri seksual primer pada ikan motan terdiri dari testes pada ikan jantan
dan ovari pada ikan betina. Testes
ikan motan dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 2. Testes Ikan Motan (T.
thynnoides)
Keterangan : 1. Testes
Testes pada ikan
motan jantan yang terdapat didalam tubuh ikan bervariasi mulai dari berwarna
bening transparan sampai putih susu yang menunjukkan tahap perkembangan
gonadnya dan berjumlah dua buah atau sepasang. Bentuknya memanjang dan terletak
menggantung pada mesenteries (mesovaria) dengan posisi persis di bawah tulang
punggung dan ginjal serta di samping gelembung renang. Testes ikan motan ini terletak di dalam rongga perut
ikan jantan.
Ovari pada ikan motan betina terdapat di
dalam tubuh ikan tepatnya di dalam rongga perut ikan tersebut. Bentuknya
memanjang dan berjumlah sepasang dengan letak menggantung pada mesenteries
(mesovaria). Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di
samping gelembung renang. Warna ovari pada ikan sampel bervariasi mulai dari
bening transparan sampai kuning keemasan yang menunjukkan tahap kematangan
gonadnya dan memiliki butiran telur. Untuk lebih jelasnya, gambar ovari pada ikan ini dapat dilihat di bawah
ini.
Gambar 3. Ovari Ikan Motan (T. thynnoides)
Keterangan : 1. Ovari 2.
Butiran telur 3.
Oviductus
Butiran
telur pada ovari ikan betina juga bervariasi baik warna maupun ukurannya yang
menunjukkan perkembangan gamet ini. Warnanya mulai dari transparan sampai
kuning keemasan dan berbentuk bundar.
Data
morfometrik merupakan data yang cukup penting terutama dalam pengidentifikasian
ikan. Selain itu, data ini
juga berguna untuk memperkirakan usia ikan. Hasil pengukuran data morfometrik
terhadap 50 ekor ikan motan yang diamati menunjukkan bahwa ikan ini mempunyai
panjang dan berat yang cukup signifikan. Selain data ini, praktikan juga
mengumpulkan data tentang jenis kelamin dan tahap kematangan gonad dari 50 ekor
ikan motan tersebut. Kedua data terakhir berguna untuk mengetahui tingkat
kedewasaan dan kesiapan ikan motan untuk memijah. Data pengukuran morfometrik, jenis kelamin dan
tahap kematangan gonad ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1. Data Pengukuran
Morfometrik, Jenis Kelamin dan Tahap Kematangan Gonad Ikan Motan (T.
thynnoides)
No.
|
Pengukuran Morfometrik (mm)
|
Berat Ikan (gr)
|
♂
♀
|
Tahap Kematangan Gonad
|
|||||
TL
|
FL
|
SL
|
BdH
|
HdL
|
Kesteves
|
Nikolsky
|
|||
1
|
133
|
107
|
95
|
39
|
24
|
30
|
♂
|
I
|
I
|
2
|
133
|
112
|
100
|
40
|
23
|
49
|
♂
|
I
|
I
|
3
|
109
|
96
|
83
|
35
|
22
|
20
|
♂
|
III
|
III
|
4
|
137
|
116
|
103
|
38
|
22
|
30
|
♀
|
II
|
I
|
5
|
117
|
97
|
85
|
34
|
21
|
20
|
♀
|
V
|
IV
|
6
|
128
|
109
|
96
|
36
|
23
|
25
|
♂
|
I
|
I
|
7
|
137
|
115
|
101
|
40
|
25
|
40
|
♂
|
III
|
I
|
8
|
128
|
107
|
96
|
36
|
22
|
31
|
♀
|
III
|
II
|
9
|
140
|
118
|
108
|
44
|
29
|
40
|
♀
|
III
|
III
|
10
|
135
|
116
|
103
|
38
|
28
|
30
|
♀
|
II
|
I
|
11
|
160
|
135
|
122
|
50
|
20
|
50
|
♂
|
I
|
I
|
12
|
167
|
150
|
130
|
55
|
30
|
55
|
♂
|
I
|
I
|
13
|
155
|
140
|
120
|
50
|
25
|
50
|
♂
|
V
|
IV
|
14
|
160
|
148
|
123
|
47
|
28
|
50
|
♀
|
III
|
I
|
15
|
172
|
148
|
132
|
49
|
30
|
55
|
♂
|
I
|
I
|
16
|
149
|
129
|
111
|
40
|
24
|
45
|
♂
|
IV
|
III
|
17
|
145
|
125
|
110
|
45
|
27
|
45
|
♂
|
I
|
I
|
18
|
152
|
126
|
110
|
40
|
23
|
50
|
♀
|
II
|
II
|
19
|
171
|
141
|
134
|
46
|
28
|
60
|
♀
|
I
|
I
|
20
|
179
|
152
|
136
|
49
|
32
|
60
|
♀
|
II
|
II
|
21
|
164
|
139
|
124
|
48
|
26
|
55
|
♂
|
III
|
II
|
22
|
158
|
134
|
123
|
44
|
27
|
50
|
♀
|
II
|
II
|
23
|
167
|
142
|
127
|
48
|
25
|
51
|
♀
|
I
|
I
|
24
|
155
|
127
|
112
|
45
|
23
|
55
|
♀
|
II
|
II
|
25
|
157
|
132
|
116
|
44
|
25
|
55
|
♀
|
V
|
IV
|
26
|
170
|
136
|
131
|
39
|
38
|
50
|
|||
27
|
199
|
165
|
152
|
49
|
41
|
105
|
|||
28
|
198
|
159
|
149
|
38
|
38
|
100
|
|||
29
|
188
|
154
|
146
|
44
|
40
|
65
|
|||
30
|
225
|
185
|
172
|
56
|
48
|
125
|
|||
31
|
220
|
188
|
170
|
46
|
46
|
105
|
|||
32
|
195
|
160
|
150
|
46
|
41
|
105
|
|||
33
|
169
|
134
|
127
|
39
|
37
|
60
|
|||
34
|
200
|
169
|
159
|
48
|
42
|
110
|
|||
35
|
205
|
170
|
160
|
55
|
40
|
120
|
|||
36
|
191
|
161
|
152
|
45
|
43
|
105
|
|||
37
|
220
|
180
|
170
|
46
|
45
|
100
|
♂
|
V
|
IV
|
38
|
194
|
158
|
150
|
46
|
46
|
100
|
|||
39
|
170
|
140
|
131
|
40
|
39
|
50
|
|||
40
|
199
|
164
|
153
|
47
|
46
|
70
|
|||
41
|
185
|
149
|
142
|
42
|
41
|
55
|
|||
No.
|
Pengukuran Morfometrik (mm)
|
Berat Ikan (gr)
|
♂
♀
|
Tahap Kematangan Gonad
|
|||||
TL
|
FL
|
SL
|
BdH
|
HdL
|
Kesteves
|
Nikolsky
|
|||
42
|
206
|
168
|
153
|
51
|
41
|
85
|
|||
43
|
179
|
145
|
132
|
41
|
40
|
145
|
|||
44
|
205
|
165
|
158
|
52
|
43
|
105
|
|||
45
|
227
|
174
|
161
|
44
|
40
|
55
|
|||
46
|
173
|
140
|
132
|
36
|
35
|
55
|
|||
47
|
226
|
183
|
175
|
60
|
47
|
75
|
♀
|
V
|
IV
|
48
|
182
|
147
|
140
|
44
|
43
|
70
|
|||
49
|
250
|
170
|
160
|
50
|
45
|
85
|
|||
50
|
197
|
160
|
150
|
45
|
45
|
80
|
Sumber : Data
Primer Pengamatan Praktikan
Dari Tabel 1 diambil data ikan sampel yaitu untuk ikan jantan adalah
ikan no. 37 dan ikan betina adalah ikan no. 47 yang memiliki gonad yang sudah
matang. Dari data ini dilakukan penimbangan terhadap masing-masing gonad ikan
dan penghitungan IKG (Indeks Kematangan Gonad) atauu sering disebut Coeffisien
Kematangan Gonad atau Gonado Somatic Index, yaitu suatu nilai dalam persen
sebagai hasil dari perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk
gonad dikali dengan 100 %.
Rumus IKG :
Bg
IKG = X
100 %
Bt
Keterangan : IKG = Indeks Kematangan Gonad
Bg =
Berat Gonad dalam gram
Bt =
Berat tubuh dalam gram
a.
IKG untuk Testes (Sampel
no. 37)
Dik : Berat kertas = 0,1376 gr
Berat testes =
0,5465 – 0,1376 = 0,4089 gr
Berat ikan = 100
gr
Dit : IKG ?
0,4089
IKG = X
100 % = 0,4089 %
100
b. IKG untuk Ovari (Sampel no. 47)
Dik : Berat
kertas = 0,581 gr
Berat testes = 13,163
– 0,581 = 12,582 gr
Berat ikan = 75 gr
Dit :
IKG ?
12,582
IKG = X
100 % = 16,776 %
75
Untuk membedakan
antara ikan jantan dan ikan betina selain berdasarkan ciri seksual primer juga
dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ciri seksual sekunder ikan
tersebut. Untuk membedakan ikan motan jantan dan betina berdasarkan ciri
seksual sekunder yaitu :
1) Halus kasarnya permukaan kepala, jika
kasar adalah ikan jantan sedangkan ikan betina memiliki permukaan kepala yang
halus.
2) Bentuk permukaan perut ikan, pada ikan jantan
permukaan perutnya agak ramping sedangkan ikan betina memiliki permukaan perut
agak gemuk.
4.2. Pembahasan
Menurut SAANIN
(1995), ikan motan termasuk ke dalam klasifikasi : Ikan motan termasuk ke
dalam klasifikasi : Filum : Chordata, Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei,
Ordo : Ostariophysi, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Sub Famili :
Cyprininae, Genus : Thynnicthys, Spesies : Thynnicthys polilepis.
Sedangkan menurut KOTTELAT et. al., (1993), ikan motan
diklasifikasikan ke dalam : Kelas : Pisces, Sub Kelas : Teleostei, Ordo :
Perciformes, Sub Ordo : Cyprinoidea, Famili : Cyprinidae, Genus : Thynnicthys,
Spesies : Thynnicthys thynnoides. Ia juga menyatakan bahwa deskripsi
ikan Motan yaitu ikan motan memiliki badan compressed yang panjang, mulut
terminal dan protactil, tidak bersungut, mulut sempit dan bibir tebal, posisi sirip
perut terhadap sirip dada abdominal. Jumlah jari-jari sirip punggung dengan
rumus D. 8, sirip dada P. 13, sirip perut V. 12, sirip anus A. 5. 59, sisik
pada garis sisi 23 baris, jumlah sisik antara sirip punggung dengan sirip sisi
11 baris, sisik antara sirip anus dengan gurat sisi/batang ekor dikelilingi 22
sisik, ekor bercagak (forked), badan putih mengkilat agak gelap di bagian
punggung, garis linnea lateralis sempurna, bentuk sisik sikloid.
Alat kelamin
yang terdapat pada individu ikan disebut gonad. Akan tetapi jika gonad itu
terdapat dalam rongga tubuh ikan jantan disebut testes, sedangkan gonad yang
terdapat dalam rongga tubuh ikan betina disebut ovary (PUTRA et al). Gonad
memiliki pembuluh darah yang berfungsi sebagai supply (penyedia) nutrisi.
Testes pada ikan terdapat dalam rongga tubuh, bentuknya sangat tergantung pada
rongga tubuh yang tersedia tetapi umumnya berbentuk panjang, jumlahnya sepasang
dan tergantung di sepanjang mesenteries pada rongga atas bagian tubuh.
Posisinya persis di bawah tulang punggung di samping gelembung udara. Warna
bervariasi mulai dari transparan sampai putih susu. Ovari pada ikan terdapat
dalam tubuh, bentuknya juga tergantung pada rongga tubuh. Namun umumnya
memanjang, jumlahnya sepasang dan menggantung kepada mesenteries (mesovaria).
Posisinya persis di bawah tulang punggung dan ginjal serta di samping gelembung
udara. Warnanya
bervariasi mulai dari transparan sampai kuning emas dan keabu-abuan.
Pengamatan
ciri seksual primer pada setiap individu ikan dilakukan melalui cara membedah
tubuh bagian abdominal ikan dan mengamati gonad yang dimiliki yaitu testes jika
jantan dan ovari jika betina. Namun jika ikan masih hidup, untuk melihat
gonadnya dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan gamet dengan menstripping
induk yang sudah matang gonad atau mengisap gonad dengan bantuan kateter canula
(selang halus). Hal ini sesuai dengan pendapat EFFENDI (1997) yang
mengatakan bahwa penentuan jenis kelamin setelah dilakukan pengukuran panjang
berat, kemudian ikan dibedah dan dikeluarkan gonadnya untuk mengetahui jenis
kelamin ikan tersebut. Penentuan jenis kelamin ikan motan dengan memperlihatkan
ciri seksual primer dengan membedah tubuh ikan tersebut. Setelah itu diamati
ciri seksual sekunder dengan memperlihatkan bentuk tubuh pada organ pelengkap
lainnya. Sedangkan menurut PULUNGAN et. al, (2005), perbedaan
ikan jantan dan ikan betina dapat dilihat dari gonad yang dimiliki dengan cara
membedah tubuh ikan (seksual primer) serta bentuk warna dan organ lengkap
(seksual sekunder) untuk membedakan ikan jan-tan dan ikan betina dapat juga
dilihat dari bentuk kepala, bentuk tengkorak, sirip punggung, sirip dada, sirip
ekor, sirip anus serta ukuran lobang pada kelamin.
Warna
ovari pada ikan betina sampel adalah kuning emas yang menunjukkan bahwa ovari
sudah matang dan siap dibuahi. Jumlah ovari ada sepasang dan memiliki saluran
kecil yang disebut oviductus. Testes pada ikan jantan sampel berwarna putih
susu. Jumlah testes sepasang dan memiliki saluran yang disebut ductus. Gonad
baik testes maupun ovari mempunyai saluran agak pendek dan bersatu dengan
vesica urinaria, membentuk sinus urogenitalis yang berlanjut sebagai saluran
yang bermuara sebagai porus urogenitalis.
Untuk
membedakan antara ikan jantan dan ikan betina selain berdasarkan ciri seksual
primer juga dapat dilakukan melalui pengamatan terhadap ciri seksual sekunder
ikan tersebut. Untuk membedakan ikan motan jantan dan betina berdasarkan ciri
seksual sekunder yaitu : 1) Halus kasarnya permukaan kepala, jika kasar adalah
ikan jantan sedangkan ikan betina memiliki permukaan kepala yang halus, 2)
Bentuk permukaan perut ikan, pada ikan jantan permukaan perutnya agak ramping
sedangkan ikan betina memiliki permukaan perut agak gemuk karena mengandung
telur dalam ovari. Ciri spesies ditandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri spesies ikan motan jantan
adalah bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala lebih merata,
ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut lebih
panjang, bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri spesies ikan
motan betina adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke
anus, bentuk kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut
lebih pendek dan bentuk lubang genital menonjol (agak lancip).
Pengamatan
tentang tahap-tahap kematangan gonad ikan dapat dilakukan secara morfologi dan
histologi. Tahap kematangan gonad yang umum digunakan oleh peneliti adalah
pentahapan yang dilakukan oleh Kesteves yang membagi menjadi 9 tahap yaitu : I)
dara, II) dara berkembang, III) perkembangan I, IV) perkembangan II, V)
bunting, VI) mijah, VII) mijah/salin, VIII) salin/spent, IX) pulih salin.
Sedangkan Nikolsky membagi menjadi 7 tahap yaitu: I) tidak masak, II) tahap istirahat,
III) pemasakan, IV) masak, V) reproduksi, VI) kondisi salin, VII) tahap
istirahat. Pada Tabel 1 diketahui bahwa tingkat kematangan gonad pada 50 ekor
ikan motan bervariasi sehingga untuk sampel pengukuran diameter dipilih ikan
sampel yang memiliki tingkat kematangan paling tinggi yaitu pada ikan betina
adalah ikan no. 47 dan pada ikan jantan adalah ikan no. 37. Tahap kematangan
gonad ovari pada ikan motan betina yang menjadi sampel menurut Kesteves adalah
tahap V (bunting) dan Nikolsky adalah tahap IV (masak). Begitu juga testes pada
ikan sampel motan jantan sudah mencapai tahap IV menurut Nikolsky dan tahap V
menurut Kesteves. Sedangkan IKG testes ikan sampel adalah 0,4089 % dan ovari
ikan sampel adalah 16,776 %. Hal ini
menunjukkan perbandingan berat gonad ikan betina terhadap berat total tubuh
ikan betina lebih besar daripada perbandingan berat gonad ikan jantan terhadap
berat total tubuhnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari
hasil pengamatan selama praktikum didapatkan bahwa ikan motan (T. thynnoides). Ciri ikan motan jantan
adalah bentuk badan tidak terlalu melengkung, bentuk kepala lebih merata,
ukuran kepala lancip, dasar sirip dada lebih keras, letak sirip perut lebih
panjang, bentuk lubang genital bulat (tumpul). Sedangkan ciri ikan motan betina
adalah badan melengkung, perut membujur dan mendatar sampai ke anus, bentuk
kepala lebih besar dan dasar sirip dada lunak, bentuk sirip perut lebih pendek
dan bentuk lubang genital menonjol (agak lancip).
Data morfometrik antara ikan jantan
dan betina cukup bervariasi sesuai jenis kelaminnya. Ikan sampel yang diambil
gonadnya untuk penghitungan IKG adalah ikan no. 47 untuk ovari dan ikan no. 37
untuk testes dengan nilai IKG 0,4089 % dan 16,776 %.
5.2. Saran
Penulis menyarankan agar praktikum
dapat dilakukan sesuai dengan langkah – langkah praktikum dan menggunakan ikan
yang segar sehingga penga-matan dapat dilakukan dengan lebih teliti dan cermat.
DAFTAR PUSTAKA
EFFENDI, M. I. 1997. Metodologi Biologi Perikanan. Yayasan Dewi
Sri. Bogor. 122 hal.
KOTTELAT, M., et al.
1993. Freshwater Fishes of Western Indonesia and
Sulawesi (Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition Limited. Munich. Germany. 293 hal.
PULUNGAN, C. P., et al. 2005. Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 80 hal. (tidak diterbitkan. Hanya
untuk kalangan sendiri).
PUTRA, R. M., et al.
2004. Penuntun Praktikum
Ichthyology. Laboratorium Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Univesitas Riau. Pekanbaru. 74 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk
kalangan sendiri).
SAANIN, H. 1995. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bina Cipta. Bandung. 262 hal.
SUMANTADINATA, K. 1983. Pengembangbiakan Ikan-Ikan Pemeliharaan di
Indonesia. Sastra Budaya. Bogor. 129 hal.
TIM IKHTIOLOGI. 1989. Penuntun
Praktikum Ichthyology. Laboratorium
Biologi Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univesitas Riau.
Pekanbaru. 45 hal. (tidak diterbitkan. Hanya untuk kalangan
sendiri).
Share this artikel and Subscribe Free Update articel by email :
My Profil | Author Box
Saya adalah seorang yang suka dengan photografi dan berbagai dunia maya lainnya, saya suka
Bloging dan memiliki ilmu sedikit tentang Design Grafis, Buat sohib sohib yang suka dengan bloging mari sama sama membangun ikatan persaudaraan diantara bloger Indonesia.
Salam bloger....!!
Salam bloger....!!
Di posting oleh :
Thursday, June 07, 2012
| ►
1
comments
, Update pada :
1 comment :
silahkan dimanfaatkan setiap artikel yang ada di blog ini dengan sebaik-baiknya...
dan semoga bisa membantu/
Post a Comment