I. PENDAHULUAN
Laut atau bahari adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudra.Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.
Air laut adalah suatu komponen yang berinteraksi dengan lingkungan daratan, di mana buangan limbah dari daratan akan bermuara ke laut. Selain itu air laut juga sebagai tempat penerimaan polutan (bahan cemar) yang jatuh dari atmosfir. Limbah tersebut yang mengandung polutan kemudian masuk ke dalam ekosistem perairan pantai dan laut. Sebagian larut dalam air, sebagian tenggelam ke dasar dan terkonsentrasi ke sedimen, dan sebagian masuk ke dalam jaringan tubuh organisme laut (termasuk fitoplankton, ikan, udang, cumi-cumi, kerang, rumput laut dan lain-lain).
Dalam sejarah, laut terbukti mempunyai berbagai fungsi, antara lain sebagai sumber makanan bagi umat manusia, sebagai jalan raya perdagangan, sebagai sarana penaklukan, sebagai tempat pertempuran, sebagai tempat rekreasi atau bersenang-senang dan sebagai alat pemisah dan pemersatu bangsa.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kelautan di abad dua puluh ini, maka fungsi laut telah meningkat dengan ditemukannya bahan-bahan tambang dan galian terutama mineral, minyak dan gas bumi serta dimungkinkannya usaha-usaha untuk mengambil kekayaan laut tersebut, baik kekayaan di airnya maupun di dasar laut dan tanah dibawah dasar laut.
Dengan adanya kegiatan tersebut,akan menimbulkan berbagai persoalan yang menyangkut dengan masalah pencemaran di perairan laut,dan pencemaran terhadap biota laut yang lainnya.Berdasarkan lingkungan yang mengalami pencemaran, secara garis besar pencemaran lingkungan dapat dikelompokkan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara.
Pencemaran lingkungan mempunyai berbagai macam arti dan definisi,menurut SK Mentri Kependudukan Lingkungan Hidup No 02/MENKLH/1998,pencemaran lingkungan adalah masuk atau dimasukkannya zat,makhluk hidup,energi kedalam air,tanah dan udara.atau berubahnya tatanan komposisi air,udara,tanah akibat dari berbagai macam pengaruh kegiatan manusia dan proses alam,sehingga kualitas air,udara dan tanah menjadi kurang atau tidak sesuai lagi dengan fungsi awalnya.sedangkan menurut MONKARIS ( 2008 ),pencemaran lingkungan dapat diartikan sebagai penambahan atau masuknya zat-zat asing dalam jumlah tertentu,sehingga dapat menyebabkan ancaman bagi kesehatan manusia,terganggunya kehidupan,terganggunya ekosistem dan rusaknya sumberdaya alam dalam suatu ekosistem.
• Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai pencemaran di Tengah laut ( Offshore ) dan memberikan contoh dari penyebab pencemaran di tengah laut, dalam hal ini pencemaran tersebut disebabkan oleh minyak.
II. PEMBAHASAN
2.1. Fungsi Laut
Laut bukan hanya genangan air raksasa yang memisahkan antar pulau dan benua, tapi ada bermacam-macam manfaat laut yang sangat berguna bagi kehidupan,diantaranya yaitu:
1. Sumber makanan
Laut yang memiliki banyak sumber daya alam memang merupakan salah satu sumber makanan bagi manusia.sepert ikan,udang rumput laut dan masih banyak lagi sumberdaya laut yang dapat di manfa’atkan sebagai sumber makanan,baik bagi manusia dan organisme lainnya.
2. Sebagai tempat budidaya
Bila sebelumnya kita bisa mengambil atau mendapatkan makanan langsung dari laut, kita juga bisa menggunakan laut untuk membudidayakan makanan kita seperti ikan, rumput laut, atau bahkan kerang mutiara yang hasilnya bisa kita manfaatkan untuk perhiasan.
3. Transportasi
Laut bisa menjadi sebagai sarana transportasi antar pulau dan antar benua,banyak negara-negara di dunia yang memanfa’atkan laut sebagai sarana transportasi,seperti pengangkutan minyak oleh kapal tanker.
4. Tempat wisata
Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan tercepat didunia (WTO, 2000), melibatkan 657 juta kunjungan wisata di tahun 1999 dengan US $ 455 Milyar penerimaan ke seluruh dunia. Apabila kondisi tetap stabil, pada tahun 2010 jumlah kunjungan antar negara ini diperkirakan meningkat mencapai 937 juta.
5. Sumber mata pencaharian nelayan
Laut bisa menjadi tempat mata pencaharian. Manfaat laut yang satu ini sangat dirasakan oleh para nelayan, karena laut memiliki sumber daya alam yang melimpah dan dibutuhkan oleh banyak orang lain yang hidup jauh dari laut.
6. Cadangan air bumi
Laut adalah cadangan air terbesar di bumi. Kita tentu sudah kenal dengan sungai, danau ataupun bendungan. Ketiga contoh itu adalah cadangan air kecil yang bisa cepat kering ketika musim kemarau datang. Laut, dengan massa air yang begitu melimpah ruah otomatis menjadi cadangan air terbesar yang hampit tak mungkin mengering. Manfaat laut yang satu ini pun sangat penting untuk menjaga kelangsungan hidup di bumi.
7. Tempat observasi para peneliti
Laut menjadi salah satu tempat observasi favorit bagi para peneliti.Hal ini dikarenakan laut memiliki begitu banyak kekayaan, mulai dari hewan, terumbu karang, sampai partikel-partikel terkecil yang ada di laut seperti gas atau mineral terlarut.
8. Sumber pembangkit listrik
Manfaat laut yang juga cukup penting bagi kehidupan manusia adalah sebagai sumber pembangkit listrik. PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) ini mengandalkan aliran air laut, ombak dan pasang surutnya. Turbin-turbin yang dipasang akan berputar bila terkena aliran air laut yang cukup deras. Dari perputaran turbin inilah akhirnya dihasilkan listrik yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
Itulah manfaat-manfaat laut yang patut kita ketahui.Di dalam laut ada begitu banyak sumber daya alam yang sangat berguna. Laut pun menjadi faktor penting dalam kelangsungan hidup manusia. Jadi, sudah sepatutnya kita menjaga laut agar tetap bersih,terawat dan tidak tercemar .Semua ini agar manfaat laut bisa terus kita rasakan.Mengingat laut merupakan warisan umat manusia, dimana pada wilayah tertentu setiap manusia berhak menikmati kekayaan yang terkandung di dalam laut.Maka menindak lanjuti atas pentingnya laut tersebut, Komisi Hukum Internasional menyiapkan draft hukum laut untuk dibahas dalam konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang Hukum Laut yang pertama di Jenewa pada tahun 1958. Konvensi ini berhasil merumuskan 4 (empat) konvensi yaitu :
a. Konvensi tentang laut teritorial dan zona tambahan
b. Konvensi tentang laut bebas
c. Konvensi tentang Perikanan dan konservasi sumberdaya hayati di laut bebas
d. Konvensi tentang landas kontinen
Dan selanjutnya pada perjanjian hukum laut berikutnya yaitu UNCLOS I,UNCLOS II dan UNCLOS III telah di sepakati peraturan-peraturan yang berlaku bagi seluruh negara-negara di dunia yang bertujuan untuk mengatur wilayah laut dan menjaga kelestarian perairannya dari dampak yang dilakukan oleh berbagai macam bentuk kegiatan di laut,baik itu yang bersifat exploitasi dan yang bersifat explorasi.
2.2. Identifikasi Bahan Pencemar
Dari berbagai macam kegiatan manusia yang dilakukan di laut untuk mengexplorasi dan exploitasi sumber daya yang ada,yang bertujuan utuk memenuhi kebutuhan ekonomi selain membawa dampak yang bersifat positif tentu juga membawa dampak negatif bagi ekositem yang ada di sekitarnya,dampak negatif tersebut bisa berupa pencemaran dari kualitas perairan laut.
Bahan penyebab pencemaran air (water pollution) disebut pencemar atau cemaran (pollutant). Menurut sumbernya, pencemaran berasal dari alam disebut pencemar alami (naturally pollutants) dan pencemar yang berasal dari kegiatan manusia disebut pencemar nyata (true pollutants atau corollary pollutants). Menurut persistensi atau “life span”-nya, dikenal pencemar dapat atau mudah urai (degradable pollutant) dan sukar atau tidak terurai (non-degradable pollutant)
Menurut jenis dan dampaknya terhadap lingkungan fisik dan atau hayati, pencemar perairan (Alabaster & Llyod, 1980 ; Morris, 1978) dinyatakan sebagai berikut :
1. Pencemar Inorganik Lamban (inner inorganic pollutant)
Bahan inorganik lamban, seperti pasir, partikel-partikel tanah, buangan dari industri pertambangan dan industri metalurgi, umumnya merupakan partikel-partikel padatan inorganik. Pertikel-partikel tersebut berada di dalam air atau perairan dalam bentuk koloid maupun tersuspensi (melayang dalam kolom air) sehingga menyebabkan air menjadi keruh (turbid). Dampak lingkungan pencemar inorganic lamban seperti daya tembus cahaya matahari (solar beam intensity) terhambat, lapisan “Euphotic” perairan dangkal, sehinga produktifitas perairan rendah, produktifitas perikanannya menjadi rendah pula.
2. Pencemar Organik (organic pollutant)
Pencemar organik terdiri dari pencemar organik tidak mudah urai (nondegradable organic pollutant) dan pencemar organik mudah urai (degradable organic pollutants). Pencemar organik tidak mudah urai diantaranya adalah batang kayu (log) yang berada di perairan, menyebabkan gangguan terhadap navigasi dan setelah mengendap, mendangkalkan perairan. Detergent alkylbehenesulfonate (sabun detergen dan pestisida organochlorine (misalnya, dieldrien, DDT) termasuk pencemar organic sukar urai dan pencemar organik. Pencemar organik mudah urai antara lain sampah rumah tangga, kotoran manusia dan hewan, sampah dan limbah pertanian dan berbagai jenis limbah industri. Pencemar organik tersebut diperairan akan diuraikan oleh mikroba, terutama berbagai jenis bakteria.
3. Pencemar Beracun
Pencemar beracun adalah pencemar yang dapat mengganggu fungsi fisiologis atau merusak organ-organ tubuh termasuk darah, saraf dan enzim secara langsung. Tergantung dari sifat, modus operandi (mode of actions) dan kadar pencemar beracun yang mencemari perairan, maka pengaruh dan respon (tingkah laku) ikan yang terkena pencemar tersebut berbeda-beda.
4. Pencemar Radioaktif
Pencemar beradioaktif adalah limbah yang mampu menghasilkan radiasi (bahan tersebut disebut isotope). Pencemar beradioaktif dapat menyebabkan gangguan fungsi fisiologis organ-organ tubuh, kerusakan organ tubuh, terbentuknya sel-sel kanker dan mutasi gen.
5. Pencemar Biologis
Biota-biota penyebab penyakit atau kuman penyakit atau biota patogenik mencemari perairan melalui atau bersumber dari kotoran manusia, kotoran hewan maupun limbah perkolaman atau pertambakan ikan yang terkena penyakit atau ikan-ikan liar yang terkena penyakit dan biota parasitik. Bagi manusia atau hewan ternak pengguna suatu perairan dikenal kuman “water born diseases” (disentri, muntaber atau kolera) dan “water related diseases”(malaria dan demam berdarah). Bagi perikanan dikenal bakteri patogenik seperti Vibrio spp, Pseudomonas spp, jamur Lagenidium,Fusarum sp dan virus.
2.3. Kasus Pencemaran Di Tengah Laut
Dalam makalah ini hanya akan menjelaskan dan membahas kasus pencemaran di perairan laut tengah yang disebabkan oleh pencemaran minyak. Pencemaran minyak di laut berasal dari beberapa sumber, yaitu: (i) tumpahan minyak karena operasional rutin kapal dan kecelakaan kapal, (ii) pelimpasan minyak dari darat (down the drain), (iii) terbawa asap (up in smoke), (iv) eksplorasi dan eksploitasi lepas pantai, (v) pipa transportasi minyak, (vi) tank cleaning, dan (vii) perembesan alami (natural seeps). Sumber terbesar terjadinya pencemaran minyak di laut adalah pelimpasan minyak dari darat (down the drain).
Beberapa sumber bahan pencemar minyak di laut yang disebabkan oleh kegiatan manusia adalah: (1) Kegiatan eksplorasi, produksi, penampungan, dan bongkar muat minyak di pantai (onshore) dan lepas pantai (offshore), (2) Kegiatan pengangkutan minyak melalui kapal, (3) Penyaluran minyak melalui transportasi pipa, dan (4) Kegiatan lainnnya.
Adapun penyebab terjadinya tumpahan minyak di perairan adalah: (1) Kebocoran, (2) Kecelakaan, (3) Sabotase, dan (4) Kesengajaan, misal ballast water.seperti yang terjadi baru-baru ini di teluk meksiko dan pencemaran minyak perairan Rote capai 56.440 Km2.
1. Kasus pencemaran minyak terhadap perairan di Teluk Mexico
Teluk Mexico kini menjadi sorotan dunia. Namun bukan pariwisatanya yang disorot melainkan tumpahan minyak yang mencemari perairan teluk sejak terjadi ledakan, 20 April 2010 lalu, di Deepwater Horizon, sebuah anjungan pengeboran minyak, 66 kilometer lepas pantai Louisiana, AS. Usaha ini dimiliki Transocean Ltd, tapi sedang disewa oleh British Petroleum (BP) PLc, sebuah perusahaan minyak dari Inggris. Titik ledakan tepat mengenai kepala sumur yang berada di kedalaman 1.500 meter di bawah permukaan laut. Bencana ini diramalkan bisa menyaingi tumpahan minyak Exxon Valdez, tahun 1989, yang disebut sebagai terburuk dalam sejarah perminyakan Amerika.Tumpahan minyak mentah semakin mencemari Teluk Meksiko.. Akibatnya lebih dari 600 spesies hewan terancam mati, padang terumbu karang hancur, dan ribuan warga di sepanjang pesisir timur Meksiko secara ekonomi terpukul. Sejak itu semburan minyak mentah sekitar 5.000 barrel atau 210.000 galon (795.000 liter) per hari merembet semakin jauh dari pusat ledakan akibat terbawa arus. Badan Penerbangan dan Antariksa AS per 27 April 2010 sempat merilis gambar udara tumpahan minyak. Saat itu luas area yang tercemar 9.933 km (77 x 129 km).. Memasuki minggu kedua sejak ledakan, dampak tumpahan minyak kian buruk. Departemen Margasatwa dan Perikanan Louisiana mengatakan, lebih dari 600 spesies hewan terancam mati. Di lepas pantai Louisiana adalah habitat bagi 445 jenis ikan, 134 jenis burung, 45 jenis mamalia, serta 32 jenis reptil dan amfibi. Habitat pelikan coklat dalam kondisi kritis.
Ahli biologi Louisiana, Robert Lover, mengatakan, pelikan coklat yang dijuluki alœsi burung angguna�bertelur di pesisir pulau-pulau kecil di perairan Teluk Meksiko. Burung itu terancam mati karena memakan ikan yang tercemar minyak. Begitu juga kura-kura, katak, buaya, paus, lumba-lumba, manatee, tuna, hiu, kakap, dan tiram terancam mati jika minyak tidak dibersihkan.
Burung-burung dan hewan lainnya itu menghuni 1.700 pulau di Teluk Meksiko wilayah Florida. Gugus pulau ini membentang dari Florida Keys hingga Key West. Kematian hewan-hewan itu sudah di depan mata. Selain minyak menutupi muka laut, gumpalan minyak mengandung aspal mencemari tengah hingga dasar laut.
Robert S Carney, pakar kelautan Universitas Negeri Louisiana, mengatakan, aspal membuat semakin banyak biota laut terancam. Bakteri, plankton, cacing, dan biota kecil lain menyerap minyak. Mereka dimakan ikan kecil, kepiting, dan udang yang juga dimakan hewan laut yang lebih besar. Padang terumbu karang juga hancur.
Ribuan warga, terutama para nelayan di pesisir Havana (Kuba), Tampa, New Orleans, Houston di AS, hingga di sepanjang pesisir timur Meksiko terpukul. Hasil tangkapan nelayan merosot tajam. Nelayan Louisiana menuturkan, “lahan garapan� mereka tercemar berat. Seorang nelayan, Jason Malerine (26), mengatakan bahwa upaya pengendalian oleh pemerintah sangat lambat.
Musibah tumpahan minyak ini membuat Presiden AS Barack Obama mengecam Pemimpin Utama British Petroleum (BP) Tony Hayward atas ucapannya yang sesumbar beberapa waktu lalu,”Saya ingin hidup saya kembali.Teluk itu adalah lautan yang luas, dan dampak bencana ini terhadap lingkungan sangat kecil.” Presiden Obama menegaskan, raksasa minyak Inggris itu harus bertanggung jawab sepenuhnya atas musibah itu. Bahkan, dia meminta BP menanggung semua biaya operasional untuk membersihkan minyak.
Penegasan Obama ini direspon BP dengan menyiapkan dana sebesar 20 miliar dollar AS. Dana tersebut akan dipakai sebagai kompensasi kerugian akibat pencemaran minyak di Teluk Meksiko, AS. BP pun mengumumkan penundaan pembagian dividen bagi para pemegang saham, dividen untuk empat bulan pertama tahun ini.
Sementara itu, berbagai upaya membersihkan tumpahan minyak dan menekan kebocoran di pusat ledakan terus dilakukan AS dan operator kilang minyak, BP. Sejak 28 April 2010, sudah lebih dari 1.900 personel dilibatkan dalam menekan tumpahan minyak. Mereka menggunakan 300 kapal dan pesawat, termasuk 10 unit kapal selam yang ditugaskan untuk mendekati ke titik ledakan.
BP memperkirakan, upaya untuk membersihkan minyak di Teluk Meksiko akan menelan biaya lebih dari 6 juta dollar AS atau Rp 54,2 miliar per hari. Regu penyelamat sudah menuangkan lebih dari 156.000 galon (590.525 liter) dispersant ke laut untuk mengurai minyak.
2. Kasus pencemaran minyak perairan Rote capai 56.440 Km2
Luas perairan Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, yang tercemar minyak akibat meledaknya sumur minyak Montara di Blok Atlas Barat Laut Timor pada 21 Agustus 2009 mencapai sekitar 56.440 kilometer persegi.
Bupati Rote Ndao Leonard Haning dalam laporan tertulis yang diperoleh ANTARA di Kupang, Selasa, menyebutkan luas wilayah perairan yang tercemar itu dihitung dan dikaji selama enam bulan terakhir menyusul tragedi Montara pada 21 Agustus 2009.
Pulau Rote merupakan salah satu pulau terselatan di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Australia. Akibat pencemaran tersebut, kata Haning, hasil tangkapan sekitar 4.914 nelayan di Pulau Rote dan Ndao menurun drastis dari 3.293 kg per tahun menjadi hanya puluhan ton dalam enam bulan terakhir karena daerah penangkapan (fishing ground) bertambah jauh. Ia menambahkan pencemaran tersebut tidak hanya dirasakan oleh para nelayan setempat tetapi juga oleh petani rumput laut, budi daya mutiara dan rusaknya terumbu karang serta vegetasi mangrove.
Sementara itu, penjabat Bupati Sabu Raijua Thobias Ully menyebutkan para nelayanserta petani rumput laut di daerah otonom baru itu juga terkena dampak pencemaran akibat meledaknya kilang minyak Montara di Laut Timor pada 21 Agustus 2009. Ia menjelaskan produksi rumput laut basah yang mencapai 4.600.000 kg pada 2008 dan 3.960.000 kg pada 2009, kini turun menjadi 1.320.000 kg selama Januari sampai Juni 2010. Produksi rumput laut kering hanya 165.000 kg dari 575.000 kg pada 2008 dan 495.000 kg padai 2009.
Pulau Sabu yang sebelumnya menjadi bagian dari Kabupaten Kupang, kini menjadi daerah otonom sendiri karena letaknya sangat jauh dari kabupaten induk dan merupakan salah satu pulau terluar di NTT. Bupati Timor Tengah Selatan (TTS) Paul VB Mella menyebutkan para nelayan di wilayah pantai selatan juga terkena dampak pencemaran minyak tersebut.
"Produksi ikan laut di TTS saat ini 1.063 ton dari 18.541 ton pada 2008 dan 7.020 ton pada 2009," katanya melukiskan derita yang dialami nelayan setempat pascameledaknya sumur minyak Montara di Laut Timor itu.
Pemerhati masalah Laut Timor yang juga Ketua Yayasan Peduli Timor Barat (YPTB) Ferdi Tanoni mengatakan wilayah di NTT yang tercemar tidak hanya di Rote Ndao, TTS dan Sabu, tetapi juga di Belu, Timor Tengah Utara, Lembata, Flores Timur, Ende dan Sumba Timur.
"Perlu dilakukan suatu penyelidikan ilmiah yang komprehensif untuk mengetahui secara riil dampak kerusakan yang diakibatkan meledaknya sumur minyak Montara itu. Penyelidikan ini penting agar bisa dijadikan sebagai dasar untuk mengajukan klaim ganti rugi kepada perusahaan minyak dan pemerintah Australia," katanya.
LSM yang dipimpinan Tanoni merupakan satu-satunya LSM di Indonesia yang terus menyuarakan masalah pencemaran minyak di Laut Timor serta satu-satunya LSM di Indonesia yang mengajukan pengaduan kepada komisi penyelidik Australia terkait dengan pencemaran tersebut.
III. PENUTUP
Pengaruh perkembangan teknologi kelautan menjadikan laut sebagai sasaran untuk mendapatkan sumber mineral minyak dan gas bumi yang berada di bawah yuridiksi negara pantai,dan seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa negara-negara pantai yang memiliki kedaulatan dan yuridiksi atas suatu perairan laut,berhak untuk melakukan kegiatan exploitasi dan explorasi terhadap sumberdaya yang ada,seperti exploitasi sumberdaya alam minyak dan gas.
Kenyataan tersebut diatas menunjukkan bahwa potensi yang besar karena sumberdaya alam yang ada,menjadikan lau twilayah yang rentan terhadap pencemaran dari berbagai efek negatif kegiatan aktifitas ekonomi.Oleh karena itu perlu dilakukan berbagai aktifitas terpadu untuk mengelola wilayah laut agar tingkat pencemarannya dapat diminimalkan dan dapat di pertahankan kelestarian dari sumberdaya yang terkandung didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Laut
http://regional.coremap.or.id/batam/berita/article.php?id=241.
http://ijodaoen.blogspot.com/2008/07/dampak-pencemaran-pantai-dan-laut.html.
http://www.anneahira.com/manfaat-laut.htm.
Agenda 21, 1992, The Travel Tourism Industry; towards Environmentaly Sustainable Development, WTTC, WTO, The Earth Council.
Akbar, H.S. 2002. Pendugaan Tingkat Akumulasi Logam Berat Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni pada Kerang Hijau (Perna viridis) ukuran < 5 cm di Perairan Kamal Muara, Teluk Jakarta. Jurusan Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.
Dahuri R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu, 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu Pradya Paramita. Jakarta.
Anonimous. 2005. Catatan Sektor Pertambangan Hingga Tahun 2004. Jaringan Advokasi Tambang (JATAM). Jakarta.
_________.1997. Undang-undang No. 23 Tahun 1997 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.
http://www.beritaindonesia.co.id/mancanegara/teluk-meksiko-makin-kritis
http://www.pos-kupang.com/read/artikel/51218/pencemaran-minyak-perairan-rote-capai-56440-km2
TUGAS KELOMPOK
PENGENDALIAN PENCEMARAN PERAIRAN
“PENCEMARAN DI TENGAH LAUT ( OFFSHORE )”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. ZAINUDIN NIM : 0804113884
2. RIZKA MAYUNITA NIM : 0804113602
3. AFRIDA KAMPAI NIM : 0804113730
4. IDA ARIANA NIM : 0804134660
JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berisi tentang ”Dampak Pencemaran Tengah Laut” yang akan dikumpulkan tepat pada waktunya.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk kesempurnaan penulisan makalah ini. Untuk itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan penulis demi kesempurnaan pada masa yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua yang membacanya.
Pekanbaru, 13 Oktober 2010
Penulis
DAFTAR ISI
Isi Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii
I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
• Tujuan.................................................................................................................. 2
II. PEMBAHASAN....................................................................................................... 3
2.1 Fungsi Laut......................................................................................................... 3
2.2 Identifikasi Bahan Pencemar…………………………………………………. 6
2.3 Kasus Pencemaran Di Tengah Laut…………………………………………... 8
III. PENUTUP............................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
Share this artikel and Subscribe Free Update articel by email :
Rivai Silaban
My Profil | Author Box
Saya adalah seorang yang suka dengan photografi dan berbagai dunia maya lainnya, saya suka
Bloging dan memiliki ilmu sedikit tentang Design Grafis, Buat sohib sohib yang suka dengan bloging mari sama sama membangun ikatan persaudaraan diantara bloger Indonesia.
Salam bloger....!!
Di posting oleh :
Unknown
, Update pada :
Tuesday, February 01, 2011
| ►
3
comments
3 comments :
jika berkasnya tidak bisa di kopy, tidak perlu untuk diposting karena berkasnya mw diapakan ?
setuju ...???
ya sebenernyua tu untuk jaga-jaga aja gan,biar g di copy paste ma orang yang tidak bertanggung jawab
sekarang semua postingan di blog ini sudah bisa di COPAS,..
jadi buat sobat-sobat tak usah bingung kalau mau membuat laporan,SILAHKAN COPAS dari blog saya ini.
Post a Comment