Definisi Purse seine Two Boats
Prinsip
umum menangkap ikan dengan purse seine adalah dengan melingkari sesuatu
gerombolan ikan dengan jaring, setelah itu jaring bagian bawah dikerucutkan,
dengan demikan ikan-ikan akan terkumpul di bagian kantong. Dengan perkataan
lain dengan memperkecil ruang lingkup gerak ikan, ikan-ikan tidak dapat
melarikan diri dan ahirnya tertangkap. (Subani dan Barus,1986)
Purse
seine merupakan alat tangkap ikan yang terbuat dari gabungan beberapa helai
jaring yang dijahit menjadi satu. tepi bagian atas diapungkan dipermukaan
perairan dengan sejumlah pelampung, sedangkan tepi bagian bawah diberi pemberat
serta terdapat sejmlah tali yang dipasang melalui lubang-lubang cincin dimana
dimana cincin ini telah terikat dengan tetap pada jaring bagian bawah.
Purse seine disebut juga sebagai
pukat cincin karena alat tangkap ini dilengkapi dengan cincin atau tali kerut
yang dilakukan didalamnya. Fungsi
cincin dan tali kerut atau tali kolor ini penting terutama pada waktu
pengoperasian jaring. Sebab dengan adanya tali kerut tesebut jaring tersebut
jaring yang semula tidak berkantong akan terbentuk kantong pada akhir
penangkapan.
Jadi purse
seine Two Boats merupakan alat tangkap purse seine yang pada waktu melakukan
operasi penangkapan dilakukan dengan bantuan dua kapal, yang prinsip kerjanya
yaitu dengan cara melingkari suatu gerombolan ikan oleh salah satu kapal dan
kapal yang lain sebagai penarik. Kapal-kapal ini sering
disebut dengan kapal jaring dan kapal selerek.
Sejarah Perse seine two boats
Menurut
Maryuto (1982), sebagian para ahli perikanan menganggap bahawa alat tangkap
Purse seine berasal dari Amerika dan pertama kali digunakan pada tahun 1826,
kemudian menyusul Swedia pada tahun 1880, yang selanjutnya barulah Jepang
memperkenalkan purse seine yang digunakan untuk menangkap ikan sardine
Purse
seine yang sering disebut dengan Pukat cincin sejak lama telah dikenal oleh
masarakat nelayan di indonesia walaupun dengan nama dan konstruksi yang
berbeda di tiap daerah, seperti pukat lnggar, pukat sengin, gae dan giop. Pukat
cincin/ purse seine pertama kali dikenal di Indonesia yang diperkenalkan
pertama kali di daerah pantai utara jawa oleh BPPL pada tahun 1970 dalam rangka
kerjasama dengan para pengusaha perikanan di Batang (pak jadjuri) dan berhasil dengan baik.
Kemudian diaplikasikan di Muncar
(1973/1974) dan selanjutnya mengalami perkembangan pesat.
Purse
seine dua kapal merupakan hasil perkembangan dari pengoperasian dengan satu
kapal, nelayan mengembangkan purse seine dua kapal banyak terdapat daerah
Pantai Utara Jawa/Jakarta, Cirebon, Batang, Penalang, Tegal, Pekamongan,
Muncar. Nelayan mengembangkan purse seine yang semula dengan satu kapal menjadi
dua kapal dalam pengoperasian dengan tujuan akan mendapatkan hasil tangkap yang
lebih banyak dan pengoperasiannya lebih efisien dan melakukan Modifikasi
terhadap alat tangkapnya tetapi prinsip kerjanya sama
Prospektif
Purse seine Two boats
Prinsip
utama pengoperasian perse seine dua kapal adalah dengan cara melingkari
gerombolan ikan, gerombolan ikan biasanya memiliki kepadatan antar 0,5 – 5 Kg
/m3. suatu jumlah yang jutaan kali lebih padat dari pada kepadatan ikan yang
terdapat diseluruh lautan dunia. (Fridman, 1988) pengoperasian purse seine
menjadi lebih tidak menguntungkan apabila kepadatan gerombolan ikan didalam air
dibawah 1 kg/m3, namun tergantung juga dari harga ikan dan kondisi techno
economic yang lain.
Banyaknya
hasil tangkapan sekali setting (tebar) dari purse seine tergantung dari pada
ukuran alat dan kapal. Hasil tangkapan berkisar mulai dari 0,25 sampai 0,5 ton
persetting (tebar) untuk alat ukuran kecil sampai mencapai ratusan ton ikan
Hering Untuk purse seine ukuran besar dinegara Eropa Utara, Amerika dan Jepang
hal ini telah menunjukkan bahwa begitu efektifnya hasil tangkapan ikan dengan
menggunakan purse seine dengan dua kapal. Untuk daerah-daerah di Indonesia alat
tangkap Purse seine juga sama efektifnya dan tidak terlalu jauh dengan
daerah-daerah di Eropa atau Jepang yang membedakan hanyalah penambahan
teknologi atau alat bantu dalam pengoperasian sehingga menjadikan proses
penangkapan lebih efisien.
Konstruksi Purse seine
Konstruksi
umum
Purse
seine merupakan alat tangkap yang ikan yang terbuat dari gabungan beberapa
helai jaring yang dijahit menjadi satu. tapi bagian atas diapungkan dipermukaan
perairan dengan sejumlah pelampung, sedangkan tepi bagian bawah diberi pemberat
serta terdapat sejumlah tali yang dipasang melalui lubang-lubang cincin dimana
dimana cincin ini telah terikat dengan tetap pada jaring bagian bawah.
Purse
seine mempunyai bentuk kontruksi yang berbeda ditiap-tiap daerah, konstruksi
umum berdasarkan fridman (1988) bahwa
Purse seine secara umum terdiri atas beberapa komponen penting antara lain:
bagian jaring, srampatan (selvedge), tali temali, pelampung, pemberat dan
cicin.
Banyak
hal yang membedakan suatu bentuk dari tiap-tiap masing-masing komponen terutama
ada jaring, pada bagian jaring bisa terdapat kantong (pocket), lama kelamaan
berubah dan tenyata bahwa jaring tanpa kantong lebih praktis. Pada garis
besarnya jaring terdiri dari bag, cork line (floating line), win led line
(sinker line), purse line, purse ring, bridle. Dengan menarik purse line,
jaring pada bagian bawah akan menutup.
Bentuk
purse seine pada umumnya adalah segi empat Kadangkala bentuk jaringnya lebih
dalam pada bagian tengah kemudian mengecil setelah dekat pada bagian sayap dan
kantong. Tali pemberat yang lebih panjang dari pada tali pelampung, lebih cepat
tenggelam, tetapi tali pemberat yang lebih pendek dari tali pelampung akan
dapat lebih cepat lebih dikerutkan dan dapat meningkatkan pengaruh menyerok
dari purse seine. Jaring yang diangkat dengan menggunakan power block
memerlukan panjang yang harus relatif sama antara tali pemberat dan tali
pelampung.
Pada tiap-tiap konstuksi dari purse
seine banyak mengalami perubahan tehadap bentuk konstruksi awal, hal ini
disebabkan karena terjadi modifikasi terhadap konstruksi secara umum terhadap
purse seine. Bentuk-bentuk tersebut disesuaikan dengan kondisi dan lokasi
penangkapan ikan, jika penangkapan dilakukan pada daerah dengan kedalaman yang
semakin dalam maka kostruksinya akan mengalami modifikasi yang lebih baik
terutama masalah kekutan jaring, kecepatan tenggelam, daya apung dan kekuatan
tali penarik. Sehingga dibutuhkan kekuatan pada masing-masing komponen
utamanya.
Detail
Konstuksi
Pada
komponen utama pada purse seine adalah jaring, srampatan (selvedge), tali
temali, pelampung, pemberat dan cincin. Sehingga dapat dijelaskan secara detail
pada tiap komponen konstuksi utama, antara lain adalah:
1. Bagian jaring
Pada
bagian jaring, dalam pembentukan nama-nama dari komponenya belum jelas karena
pada setiap daerah memiliki nama yang berbeda, pada jaring komponennya dibagi
menjadi tiga bagian antara lain adalah: jaring utama (nillon 210 D/9,# 1inci 1”), Jaring sayap (Nillon 210 D/6,# 1
inci 1” ), jaring kantong (# ¾ inci ¾).
2. Serampatan
Serampatan
/selvedge dipasang pada bagian pingggiran jaring yang fungsinya untuk
memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring.
bagian ini langsung dihubungkan dengan tali temali. Serampatan dipasang pada
bagian atas, bawah dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama yakni PE
380 (12,#1 Inci , 1”) sebanyak 20,25 dan 20 mata.
3. Tali temali
Komponen pembentuknya
adalah: Tali pelampung (PE,Ǿ10 mm,) dengan panjang 420 m, Tali ris atas (PE,Ǿ 6
mm dan 8 mm) dengan panjang 420 m, Tali ris bawah (PE,Ǿ 6mm dan 8 mm), Tali pemberat (PE,ø 10 mm)
dengan panjang 450 m, Tali kolor (kuralon PE,ø 26 mm) dengan panjang 500 m,
tali slmbar (PE,ø27mm ) Dengan panjang bagian kanan 38 m dan kiri 15 m.
4. Pelampung
Ada dua pelampung dengan bahan yang
sama yakni sintetic rubber (SR) pelampung Y-50 di pasng di pinggir kiri dan
kanan 600 buah dan pelampung Y- 80
dipasang ditengah 400 buah. Pelampung yang di pasang dibagian tengah lebih
rapat dibandingkan dengan bagian yang pinggirnya.
5. Pemberat
Pemberat pada purse seine
terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5 cm, digantungkan pada tali
pemberat dengan seutas tali yang yang panjangnya satu meter dengan dengan jarak
tiga meter setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali kolor (purse line).
Karakteristik
Jaring Purse seine
mempunyai karakteristik tersendiri karena setiap daerah bentuk purse seine
mempunyai perbedaan dengan daerah lainnya. Pada umumnya di indonesia
menggunakan tipe muncar karena awalnya purseine berkembang didaerah muncar
dengan pesat.
Sedangkan
untuk secara umumnya bentuk yang dan dimuncar mengikuti bentuk konstruksi purse
seine tipe Amerika, Tetapi dalam tiap waktu bentuk purse tidak akan tetap
tetapi selalu mengalami perubahan akibat hasil dari modifikasi yang dilakukan
oleh nelayan setempat. Perbedaan antar bentuk dari tipe jepang dengan tipe
Amerika adalah dilihat dari tali kolor bawahnya kalu tipe Amerika mempunyai
bentuk tali kolor yang lurus sedangkan pada tipe Jepang membentuk
gelombang.
Keterangan :
a. Bodi j. Tali kang
b. Sayap k. Tali Pelampung
c. Kantong bagian atas l. Tali penguat ris atas
d. Kantong bagian bawah m. Tali ris atas
e. Selvegde bagian bawah n. Tali ris bawah
f. Selvegde bagian atas o. Tali Penguat ris bawah
g. Pelampung p. Tali Pemberat.
h. Pemberat q. Tali kolor
i. Cincin
Bahan dan Spesifikasi
Bahan yang digunakan dalam
pembuatan purse seine dua kapal adalah:
a) Tali temali
-
Tali Pelampung
Tali
pelampung ini terbuat dari Polyetheline, berdiameter 8mm, dengan bentuk
pintalan S dan panjangnya 350 m. Tali pelampung ini dipasang terpisah dari tli
ris atas dan berfungsi untuk menempatkan pelampung sehingga tersususun teratur
sesuai dengan jarak yang kita inginkan.
-
Tali ris atas
Tali ris atas terbuat dari bahan polyetelene,
berdiameter 8 mm, warna biru dengan panjang 350 m, serta mempunyai arah
pintalan ke kiri (Z). Yang berfungsi untuk untuk menempatkan tali penggantung
jaring agar jaring berada pada posisi yang tepat.
-
Tali Ris bawah
Tali
ris bawah ini terbuat dari bahan nilon, berdiameter 8 mm, berwarna biru, dengan
arah pintalan kekiri (Z). Tali ris bawah termasuk tali samping pada purse seine
bersama-sama dengan tali pemberat menempatkan pemberat pada kedudukan yang tetap.
-
Tali penguat ris atas
Tali
ris atas ini berbahan dari nilon yang ber diameter 6 mm. Dengan rah pintalan
kekanan (S). yang berfungsi untuk memperkuat tali ris atas.
-
Tali Pemberat
Tali
ini berbahan dari poly eteline, yang berdiameter 10 mm, berwarna biru yang
masing masing panjangnya 80 cm, mempunyai bentuk kaki tunggal dan berfungsi
untuk menggantung cincin pada tali ris bawah dan pemberat.
-
Tali Kolor
Yaitu
tali yang masuk kedalam lubang tiap cincin. Tali ini berfungsi untuk
mengumpulkan ring atau jaring bagian bawah pada waktu operasi setelah jaring
selesai dilingkarkan. Bahan dari tali ini adalah polyetelene dengan panjang 370
m.
-
Tali selambar
Terbuat
dari bahan polyetelene berdiameter 10 mm, berwarna biru dengan arah pintalan
kekanan dan mempunyai panjang 370 m.
b) kaki Penguat
Kaki penguat ini
mengelilingi jaring utama yang bertujuan agar jaring utama tiada cepat rusak
atau cepat robek pada saat dioperasikan. Bahan selvedge lebih kaku dari bahan
jaring utama seperti Polyetelene (PE).
d) Pemberat
Bahan
Pemberat yang digunakan terbuat dari timah hitam, dengan panjang 5,5
cm.berdiameter 3 cm, dan memiliki berat 250 gram. Jarak antara pemberat tali
ris adalah 25 cm.
e) Pelampung
Bahan
yang digunakan adalah KS 100. Bentuk umumnya adalah oval , panjangnya 12
cm,diameter 9 cm dengan berat sekitar 150 gram.
f) Cincin
Cincin
yang digunakan adalah dari bahan besi yang dilapisi denagan kuningan, berbentuk
lingkaran dengan diameter 9,8 cm, dipasang dengan tali cincin sepanjang tali
ris bawah.
HASIL TANGKAPAN
Dalam
melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan Purse seine dua kapal hal yang
penting untuk diperhitungkan adalah bagaimana menentukan tempat gerombolan
ikan, yang selanjutnya dilakukan pelingkaran jaring dan siap untuk melakukan
penangkapan.
Hasil
Tangkapan ikan yang utama didapat dengan menggunakan purse seine berdasarkan
Subani dan Barus (1986) bahwa untuk didaerah Pulau Jawa dan sekitarnya purse
seine digunakan untuk menangkap jenis ikan: Layang (Decapterus spp),
Bentong (Caranx sp), kembung (Lasteriger
sp), Lemuru (Sardenilla sp). dan
lain-lain.
DAERAH PENANGKAPAN
Tujuan
utama dalam melakukan penangkapan adalah mendapatkan hasil tangkapan yang
maksimal, penagkapan dengan menggunakan alat purse seine dengan dua kapal
dilakukan dengan cara mengintari/ mengelilingi gerombolan ikan, Infomasi
tentang gerombolan ikan sebelumnya harus mengetahui sifat /karakteristik dari
ikan tersebut. Data yang berhubungan erat antara lain adalah bentuk gerombolan
ikan, kecepatan migrasi ikan, serta mengetahui waktu pemijahannya.
Informasi
tentang daerah tangkapan digunakan untuk menentukan bentuk dan ukuran jaring
serta kekuatanya. Data kedalaman, keadaan dasar perairan, Temokilin, perubahan
salinitas, arus dan kondisi cuaca perlu dipakai. Kedalaman dan keadaan dasar
merupakan faktor yang penting dalam menentukan kedalaman dan rancangan jaring
untuk setiap areal penangkapan, bila tali pemberat jaring bisa meyentuh dasar
perairan. Termoklin dan perubahan salinitas dapat merupakan faktor kendala bagi
beberapa species ikan dan kedalaman juga merupakan faktor dalam menentukan
kedalaman dan kecepatan tenggelam (sinking speed) jaring. Dan yang penting
bahwa ikan muncul dalam jumlah yang banyak ketika musim yang cocok pada ikan
tiba, misalkan pada suatu daerah ikan lemuru akan muncul lebih dalam jumlah
yang banyak pada waktu musim penghujan akan dimulai sehingga dalam melakukan
penangkapan perlu memperhitungkan waktu/musim ikan bermigrasi ataupun memijah
dan dapat memperhitungkan tempat yang cocok atau dalam melakukan oprasi
penangkapan.
ALAT BANTU PENANGKAPAN
Dalam penangkapan ikan
dengan menggunakan purse seine agar lebih efisien dalam melakukan penangkapan
maka diperlukan alat bantu dalam melakukan pengoperasian. Purse seine dua kapal
membutuhkan jenis kapal yang cukup besar karena operasi yang dilakukan purse
seine dengan dua kapal berada pada daerah yang relatif lebih dalam.
Adapun
spesifikasi kapal yang digunakan dalam purse seine dua kapal adalah untuk tipe
Madura (golekan): Kapal Jaring berukuran P x L x D = 11 x 2,7 x 1,5 m yang
dilengkapi dengan motor luar (out board motor). Perahu ini digunakan untuk
menjaring dan memuat hasil tangkapan, Kapal Slerek ukuran P x L x D = 13 x 2,8
x 1,5 m yang dilengkapi dengan dua buah motor luar (out board two motor),
perahu pelak atau tempat lampu yang berukuran P x L x D = 4 x 0,5 x 0,6 m yang
biasanya dipergunakan untuk lampu petromaks atau lampu lainya yang mempunyai
daya terang lebih baik agar ikan
terkumpul disekitar lampu tersebut yang selanjutnya siap untuk melakukan
penangkapan. Jumlah anak buah kapal yang dibutuhkan untuk kapal slerek
dibutuhkan 13 -15 orang sedangkan untuk
perahui jaring dibutuhkan sekitar 8 – 11 orang.
Alat
bantu yang digunakan dalam penangkapan dengan Purse seine adalah:
a)
Roller : yaitu alat tempat lewatnya tali
kolor/ purse line saat ditarik oleh kapal, bertujuan agar tali kolor tersebut
tidak seberapa besar menerima gesekan dengan perahu.
b)
Sampan/Perahu kecil : berfungsi untuk
tempat lampu dalam pengumpulan ikan
c)
Serok : berfungsi untuk mengambil atau
menyerok ikan-ikan hasil tangkapan dari bagian jaring keatas perahu
TEKNIK OPERASI
Purse
seine yang pada umumnya merupkan jaring lingkar atau yang sering disebut dengan
jaring cincin sehingga pada proses penangkapannya pun dilakukan dengan
melingkari gerombolan ikan.
Pada
mulanya jaring dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) dan ada juga
jaring diletakkan pada samping kapal. Adapun urutan dalam teknik operasi
penangkapan ikan dengan menggunakan jaring cincin atau purse seine dua kapal
adalah :
1.
Pertama-tama haruslah diketemukan
gerombolan ikan terlebih dahulu, hal ini dapat dilakukan berdasarkan
pengalaman-pengalaman seperti adanya perubahan warna permukaan air laut karena
gerombolan ikan berenang dekat pada permukaan air, ikan-ikan yang
melompat-lompat dipermukaan, terlihat riak-riak kecil karena gerombolan ikan
berenang dekat dengan permukaan, buih-buih dipermukaan laut akibat udara-udara
yang dikeluarkan ikan. Hal–hal tersebut dilakukan biasanya terjadi pada dini
hari sebelum matahari terbenam,
disaat–saat geromolan ikan-ikan teraktif untuk naik kepermukaan laut. Tetapi
dewasa ini dengan adanya alat bantu seper GPS yang dapat mengetahui posisi ikan
atau tempat gerombolan ikan sehingga lokasi penangkapannyapun mudah ditentukan.
Sehingga waktu pemberangkatan kapal dapat dilakukan sewaktu waktu tidak
terbatas pada siang hari atau malam hari tetapi sewaktu waktu.
2.
Hal biasa yang dilakukan oleh nelayan
daerah adalah pengoperasian pada waktu malam hari, mengumpulkan ikan atau menaikkan ikan kepermukaan laut
dilakukan dengan menggunakan cahaya. Biasanya dengan Fish finder bisa diketahui
depth dari gerombolan ikan, juga besar densitasnya. Setelah posisi ini tertentu
barulah lampu dinyalakan. Kuat cahaya (light intensity) yang digunakan berbeda–beda,
tergantung pada besarnya kapal, kapasitas sumber cahaya, juga pada sifat
phototaxisnya ikan yang menjadi tujuan penangkapan.
3.
Setelah soal Fish ditemukan perlu diketahui
pula swimming direction, swimming speed, density, hal ini dipertimbangkan lalu
diperhitungkan pula pola arah, kekuatan, kecepatan angin dan arus sesudah
hal-hal tersebut diperhitungkan barulah jaring dipasang jaring dipasang harus
lebih cepat agar ikan tidak cepat lari atau lepas. Dalam waktu melingkari
gerombolan ikan, kapal dijalankan dengan cepat dengan tujuan agar gerombolan
ikan segera dapat terkepung, setelah selesai mulailah purse line ditarik dengan
demikian bagian bawah jaring akan tertutup untuk mencegah agar ikan tidak
melarikan diri ke bawah, dapat dilakukan dengan pemberat ataupun dengan
menggerak-gerakkan galah, memukul-mukul permukaan air, setelah purse line
selesai barulah ditarik, barulah float line serta tubuh jaring ( wing ), dan
ikan ikan diserok kekapal.
HAL-HAL
YANG MEMPENGARUHI TANGKAPAN
Pengoperasian
penangkapan ikan pasti akan mengalami suatu kendala baik yang bersifat teknis
ataupun non teknis yang dapat mengurangi hasil tangkapan ikan. Hal- hal yang
bersifat teknis antara lain adalah kurang baiknya nelayan dalam melakukan
operasi sedangkan untuk hal non teknis antara lain adalah lepas ikan dan
kecepatan kapal untuk melingkari
gerombolan ikan.
Fridman
mengatakan bahwa ikan dapat lolos dari jaring disebabkan karena:
a.
keluar
melalui celah-celah diantara dua ujung jaring
b.
Kebawah
melalui tali pemberat ketika jaring sedang di tebar
c.
kebawah
melalui tali pemberat ketika tali kerut sedang ditarik.
Jaring yang lebih panjang akan
memerlukan waktu lebih banyak waktu, yaitu mulai dari menurunkan jaring sampai
dengan menarik tali kerut sehingga memberi kesempatan lebih besar pada ikan
untuk meloloskan diri melalui celah, tetapi bisa juga karena ikan merasa
berdesak-desakan, mereka diam secara secara pasif didalamnya sampai jaring
selesai dikerutkan. Meloloskan diri melalui tali pemberat tidak banyak
dipengaruhi panjang tetapi dapat menunjukkan bahwa kedalaman jaring tadi
terlalu rendah atau kecepatan tenggelam dari jaring kurang baik. Penangkapan
dikatakan berhasil dapat diketahui
dicari hasil ikan yang didapat setelah menangkap gerombolan ikan.
Share this artikel and Subscribe Free Update articel by email :
My Profil | Author Box
Saya adalah seorang yang suka dengan photografi dan berbagai dunia maya lainnya, saya suka
Bloging dan memiliki ilmu sedikit tentang Design Grafis, Buat sohib sohib yang suka dengan bloging mari sama sama membangun ikatan persaudaraan diantara bloger Indonesia.
Salam bloger....!!
Salam bloger....!!
Di posting oleh :
Tuesday, June 12, 2012
| ►
0
comments
, Update pada :
No comments :
Post a Comment