my




Kumpulan Tugas dan Makalah

makalah fisiologi ikan

makalah fisiologi ikan

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis sampaikan pada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas laporan fisiologihewan air yang berjudul ”RUPA DARAH SECARA MAKROSKOPIS DAN MIRKROSKOPIS SEBELUM DAN SESUDAH HAELOMOLISIS” tepat pada waktunya. Tak lupa pula Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam kegelapan menjadi alam yang terang benderang seperti pada saat sekarang ini. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman yang sedikit banyak telah membantu terselesaikannya laporan fisiologi hewan air ini. Penulis juga menyadari bahwa tugas laporan fisiologi hewan air ini masih jauh dari sempurna maka dari itu panulis sangat mengharapkan kritikan dan saran agar dapat memperbaikinya dimasa akan datang. Akhir penulis mengharapkan agar laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Pekanbaru, 30 maret 2010 ZAINUDIN DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv DAFTAR LAMPIRAN v I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan dan Manfaat 2 II. TINJAUAN PUSTAKA III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 7 3.2 Bahan dan Alat 7 3.3 Metode praktikum 7 3.4 Prosedur Praktikum 7 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 9 4.2 Pembahasan 10 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 12 5.2. Saran 13 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya. Gambaran darah suatu organisme dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan yang sedang dialami oleh organisme tersebut. Penyimpangan fisiologis ikan akan menyebabkan komponen-komponen darah juga mengalami perubahan. Perubahan gambaran darah dan kimia darah, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, dapat menentukan kondisi kesehatannya. Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung. Contohnya penggumpalan darah dan produksi antibodi. Darah juga berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan. 1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini adalah agar dapat mengetahui rupa darah secara mikroskopis dan makroskopis sebelum dan sesudah Haemolisis. Sedangkan manfaatnya kita dapat mengetahui dan memahami rupa darah sebelum dan sesudah terjadinya Haemolisis, tembus atau tidaknya darah terhadap cahaya ( makroskopis dan mikroskopis ) juga mengetahui bentuk dan ciri-ciri sel darah merah dan sel darah putih (Eritrosit dan Leukosit ). I. TINJAUAN PUSTAKA Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi (http://maswira.wordpress. com/2008/09/17/darah-ikan-2/). Pada umumnya ikan memiliki darah yang lebih sedikit dibandingkan dengan hewan Vertebrata lainnya. Volume darah pada ikan bertulang sejati berkisar antara 2-4 gr/100 gr berat badan, tetapi beberapa jenis ikan,volume darah dapat mencaapai 8 gr-100 gr berat badan. Disamping mengedarkan O2 keseluruh tubuh dan membawa sampah metabolisme keorgan ekresi, darah juga berfungsi sebagai pembawa zat makanan dari saluran pencernaan,mengangkut sekresi kelenjar endokrin,mempertahankan suhu dan pH tubuh serta mempertahankan diri dari serangan mikroorganisme. Sel darah merah pada ikan merupakan suatu sel yang berbentuk seperti cakram yang oval ( panjangnya sekitar 12-14 µ dan lebar 8.5-9.5 µ ) serta mempunyai inti. ( Tim Fisiologi Hewan 2010 ). Hematokrit merupakan persentase volume eritrosit (sel darah merah) dalam darah ikan. Hasil pemeriksaan terhadap hematokrit dapat dijadikan sebagai salah satu patokan untuk menentukan keadaan kesehatan ikan, nilai hematokrit kurang dari 22% menunjukkan terjadinya anemia. Kadar hematokrit ini bervariasi tergantung pada faktor nutrisi, umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh dan masa pemijahan (Kuswardani, 2006). Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa (Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006). Pada ikan teleostei, jumlah normal eritrosit adalah 1,05×106 – 3,0×106 sel/mm3 (Robert, 1978 dalam Mulyani, 2006). Seperti halnya pada hematokrit, kadar eritrosit yang rendah menunjukkan terjadinya anemia. Sedangkan kadar tinggi menandakan bahwa ikan dalam keadaan stress (Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006). Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress (Wells, 2005 dalam Kuswardani, 2006). Sel darah putih ( Leukosit ) merupakan bagian dari seistem pertahanan tubuh yang bersifat non spesifik. Leukosit pada ikan berdasarkan ada atau tidaknya Granula ( Inti ) yang teriri atas Granulosit,Basofil,Neutrofil,dan Eusonofil dan bagian granulosit yang merupakan komponen terbesar. ( Fujaya 204 ) Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Berdasarkan penyerapan warna, granulosit terdiri dari neutrophil, acidophil (eosinophil) dan basophil. Agranulosit yang merupakan komponen terbesar leukosit terdiri dari limposit, monosit dan trombosit. Keping Darah (trombosit). (Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006). Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Purwanto, 2006). Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme patogen. Sedangkan trombosit sangat berperan dalam proses pembekuan darah dan berfungsi untuk mencegah kehilangan cairan tubuh pada kerusakan-kerusakan di permukaan (Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006). Berbeda dengan ketiga sel di atas, netrofil sangat aktif dalam membunuh bakteri dan jumlahnya besar dalam nanah (Carboni, 1997 dalam Mulyani, 2006). Sel-sel tersebut bersirkulasi dalam darah dan cairan limfa. Volume darah dipengaruhi : 1. Evolusi yang terus-menerus, misalnya ikan primitif mempunyai volume darah lebih sedikit dari ikan sekarang. 2. Ikan yang lebih aktif mempunyai volume darah lebih banyak daripada ikan non-aktif (sedentary). II. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Waktu pelaksanaan praktikum Fisiologi Hewan ini adalah pada hari Selasa, tanggal 23 Maret 2010, pukul 10.30-12.30 WIB, bertempat Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. 3.2. Bahan dan Alat Adapun bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan yang telah ditentukan yaitu ikan Mas ( Cyprinus Sp ), Aquades, Larutan EDTA 10%, NaCl 3%, Pewarna Giemsa, minyak cengkeh dan Ethanol. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah nampan sebagai wadah ikan, Lap tangan, tabung reaksi, Jarum suntik yaitu alat sebagai pengambil darah ikan, dan Mikroskoskop. 3.3. Metoda Praktikum Metoda yang digunakan dalam praktikum ini adalah metoda pengamatan secara langsung. Dimana data dan informasi yang dibutuhkan diperoleh dengan cara mengamati darah ikan secara langsung di Laboratorium Biologi Perikanan Sehingga memberikan gambaran yang kompleks mengenai bentuk dan rupa sel-sel darah yang ada pada ikan Mas. 3.4. Prosedur Praktikum Adapun prosedur parktikum untuk mengambil darah ikan ini adalah mula-mula ikan dibius dengan menggunakan minyak cengkeh, setelah ikan pingsan ikan diletakkan di dalam nampan dengan posisi kepala dikiri dan sebagian tubuhnya ditutupi dengan Lap tangan. Sebelum menusukkan, Basahi jarum suntik dan Eppendorf dengan menggunakan EDTA 10% agar darah tidak membeku didalamnya. Suntikkan jarum pada bagian Vena Caudalis dua sisik dibawah Garis Linea lateralis hingga mengenai pembuluh darah, biarkan darah mengalir dengan sendirinya kedalam jarum suntik hingga penuh. Kemudian masukkan sampel darah kedalam Eppendorf. Sedangkan darah untuk sampel Proses Haemolisis, mula-mula Ambilah Tiga buah tabung reaksi yang telah dibasahi dengan EDTA 10% dengan diberi Lebel A, B dan C kemudian masukkan sebanyak 1 cc darah ikan kedalamnya. pada tiap-tipa tabung yang berisi darah ikan di tambahkan Aquades ( Tabung A ), NaCl 3% (Tabung B ) dan Darah murni ( Tabung C ), terawang dibawah cahaya datang tembus atau tidaknya cahaya terhadap sampel darah. Pada tabung A ditambahkan lagi 1 cc NaCl 3% , tabung B ditambahkan 1 cc Aquades, dengan demikian perbandingan volume darah ,Aquades dan larutan NaCl 3% pada tabung A dan B menjadi sama. Terawanglah dibawah cahaya datang tembus atau tidaknya cahaya terhadap sampel darah ( secara makroskopis ) Dari setiap tabung yang berisi darah tersebut dibuat preparat ulas, yaitu dengan cara mengambil 1 tetes darah dan meneteskannya dibagian ujung dari objek glass. Kemudian ambil objek glass lain, sentuhkanlah salah satu ujungnya pada tetesan darah tersebut dan geser sepanjang objek glass dengan kemiringan sentuhan 45º. Diamkan selama beberapa saat kemudian cuci dan tambahkan pewarna Giemsa ( untuk membedakan antara sel darah merah dan sel darah putih ). Amati sampel dengan mikroskop dan buat gambar antara sel darah merah dan sel darah putih ( secara Mikroskopis ) III. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Berdasakan praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh hasil sebagai berikut : a. Secara makroskopis • Pada tabung A ( Darah + 1 cc Aquades ) berdasarkan percobaan secara makroskopis ( diterawang terhadap cahaya datang ) ternyata tembus cahaya karna memiliki sifat seperti cat lak ( pernis ) • Pada tabung B ( Darah + 1 cc NaCl 3% ) berdasarkan percobaan secara makroskopis ( diterawang terhadap cahaya datang ) ternyata tidak tembus cahaya karna memiliki sifat seperti cat penutup • Pada tabung B ( Darah murni ) berdasarkan percobaan secara makroskopis ( diterawang terhadap cahaya datang ) ternyata tidak tembus cahaya karna memiliki sifat seperti cat penutup Secara mikroskopis didapat hasil sebagai berikut : b. Secara mikroskopis • Darah + Aquades + pewarna Giemsa, darah terlihat mengembang karena sel darah berdifusi dengan Aquades sehingga Hemoglobin lepas dan darah menjadi tembus cahaya. Gambar 1. Rupa darah ketika ditambahkan Aquades dan pewarna Giemsa • Darah + NaCl 3% + pewarna Giemsa, darah terlihat mengerut karena pada sel darah terjadi Osmosis dengan NaCl 3% sehingga darah menjadi tidak tembus cahaya karena sifat cat penutupnya semakin kuat. Gambar 2. Rupa darah ketika ditambahkan NaCl 3% dan pewarna Giemsa • Darah ditambahkan dengan pewarna Giemsa Gambar 3. Rupa sel darah murni dan ditambahkan dengan pewarna Giemsa 4.2. Pembahasan Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung. Contohnya penggumpalan darah dan produksi antibodi. Hemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin dan besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar 1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau ikan mendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang berada dalam kondisi stress. Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa. Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit) (Purwanto, 2006). Limfosit memiliki peranan dalam respon imunitas dan monosit merupakan sel makrofag yang berperan penting dalam memfagosit mikroorganisme pathogen. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Darah merupakan salah satu komponen sistem transport yang sangat vital keberadaannya. Fungsi vital darah di dalam tubuh antara lain sebagai pengangkut zat-zat kimia seperti hormon, pengangkut zat buangan hasil metabolisme tubuh, dan pengangkut oksigen dan karbondioksida. Selain itu, komponen darah seperti trombosit dan plasma darah memiliki peran penting sebagai pertahanan pertama dari serangan penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadang bergabung. Contohnya penggumpalan darah dan produksi antibodi. Eritrosit (sel darah merah) merupakan sel yang paling banyak jumlahnya. Inti sel eritrosit terletak sentral dengan sitoplasma dan akan terlihat jernih kebiruan dengan pewarnaan Giemsa Leukosit (sel darah putih) mempunyai bentuk lonjong atau bulat, tidak berwarna, dan jumlahnya tiap mm3 darah ikan berkisar 20.000-150.000 butir, serta merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan (imun) tubuh. Sel-sel leukosit akan ditranspor secara khusus ke daerah terinfeksi. Leukosit terdiri dari dua macam sel yaitu sel granulosit (terdiri dari netrofil, eusinofil, dan basofil dan sel agranulosit) dan sel granulosit (terdiri dari limfosit, trombosit, dan monosit). 5.2. Saran Dalam pelaksanaan praktikum ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperhatikan, agar dalam melakukan praktikum para praktikan dapat melakukan pengamatan secara spesifik dan lebih berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dan dapat memperoleh hasil yang diinginkana, selain itu juga bagi para asisten seharusnya dapat mendampingi para praktikan karna jika terjadi kesalahan langsung dapat diperbaiki oleh para praktikan. DAFTAR PUSTAKA Chinabut et al., 1991 dalam Mulyani, 2006 Dalam. http://maswira.wordpress.com /2008/09/17/darah-ikan-2/ Fujaya,Y, 2004. Fisiologi Ikan. Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT Rineka Cipta Jakarta. 179 Hal Kuswardani, 2006. Dalam http://akinngeblog. blogspot.com/2009/12/peredaran-darah-ikan.html Nabib dan Pasaribu, 1989 dalam Mulyani, 2006 Dalam http://hstp. Wordpress .com/ 2007/06 /25/sampling- darah-ikan/ Wedemeyer dan Yasutake, 1977 dalam Purwanto, 2006, Dalam http://zonairfanto.files.wordpress.com/2009/02/sel-darah-ikan2.jpg Wells, 2005 dalam Kuswardani, 2006, Dalam http://zonairfanto.files. wordpress.com/2009/02/sel-darah-ikan2.jpg Purwanto, 2006. Dalam http://nyetnyetanyet. wordpress. com/ 2009/10/24/ aporan- hematrokit-fha/ LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alat-Alat yang di gunakan Tabung Reaksi Jarum suntik Nampan plastic mikroskop Serbet alat tulis 2. Bentuk sel darah merah pada ikan mas ( Cyprinus Sp)

Share this artikel and Subscribe Free Update articel by email :
Di posting oleh : Unknown , Update pada : Wednesday, January 26, 2011 | ► 0 comments

No comments :

  • our skills

  • Blogspot Design
  • Blogspot Tutorial
  • Web Design
  • Logo Design
  • Poster Design
  • Banner Design
  • Design Grafis
  • Video Editing
  • Fotograph
  • video shoting
  • Tatto Design
  • Air Brus Design
  • Photoshop
  • Coreldraw
  • Macromedia Dreamweaver
  • Donate

  • bri-logo
  • bni-logo
  • Bca-logo
  • Mandiri-logo
  • Paypal-logo
hubungi sayalink exchangeDiskusi